Masih dalam suasana peringatan Hari Disabilitas Internasional, tepat rasanya mengingatkan kita semua tentang disabilitas indra yang satu ini. Sesuai dengan tujuan peringatan ini yaitu:
Sebagai aplikasi butir pertama, meningkatkan kesadaran akan disabilitas mata, harus dimulai dari hulu. Karena sesungguhnya sebagian besar penurunan kemampuan mata adalah sesuatu yang dapat dicegah. Maka bersamaan dengan segala upaya untuk mendukung kemampuan dan kesejahteraan para difabel indra penglihatan ini, tidak kalah pentingnya juga dilakukan pencegahan bertambahnya jumlah difabel dengan pengenalan risiko dan upaya pencegahannya.
Menurut data WHO, 80% gangguan visus dapat dicegah dan diperbaiki. Dan 82% dari mereka yang mengalami kebutaan, terjadi di atas 50 tahun. Ini mengindikasikan bahwa kebutaan lebih banyak terjadi pada era tertentu setelah berjalannya waktu, bukan merupakan bawaan lahir, juga tidak terjadi secara tiba-tiba. Maka tidak salah jika diasumsikan, penurunan penglihatan ini baru disadari jauh setelah prosesnya berlangsung lama, yaitu ketika keterbatasannya telah mencapai tingkat yang bermakna.
Beberapa kondisi atau penyakit yang dapat menyebabkan penurunan fungsi penglihatan hingga pada kebutaan, namun sesungguhnya dapat dikendalikan antara lain:
Penyakit-penyakit degeneratif yang berhubungan dengan penambahan usia dapat mempengaruhi pembuluh darah dan saraf mata, seperti retinopati diabetik, retinopati hipertensi dan atrofi saraf. Karena itu mereka yang mengalaminya harus memahami pula risiko tersebut ada pada diri mereka. Karena itu pengendalian penyakit dasar harus dilakukan.
Selain itu sangat diperlukan tindakan yang bermanfaat untuk memelihara kesehatan mata, di antaranya:
Kenyataan bahwa menjaga kesehatan mata dan waspada dengan segala risiko memang penting dilakukan. Menurut hasil penelitian Prevent Blindness America, di Amerika saja setiap 7 menit seseorang mengalami kebutaan permanen. Data lain menyebutkan di antara mereka yang berusia 21-64 tahun dengan keterbatasan visual yang didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk membaca huruf normal bahkan dengan bantuan kacamata atau lensa, hanya 41,5% yang bekerja.
Bagaimana dengan kondisinya di Indonesia? Bisa dipastikan tidak lebih baik. Dengan jumlah kebutaan di atas 1% dari jumlah penduduk, saat ini lebih dari 3,6 juta orang di Indonesia menderita kebutaan. Berapa banyakkah yang tidak bekerja di antara angka tersebut? Banyak hal yang perlu mendapat perhatian. Tapi segala sesuatu dapat dimulai dari satu tindakan sederhana, yaitu mengenali risiko yang ada pada dirinya masing-masing.
Eyevit Raih TOP Brand Award 2023 Di tahun 2023 Majalah Marketing kembali menggelar ajang… Read More
3 Alasan Kenapa Zaman Now MATA Harus KUAT 1. Screentime Tinggi Screen time merupakan lamanya… Read More
10 Vitamin Mata Terbaik Rekomendasi Apotek dan Toko Obat Mata adalah salah satu panca… Read More
Screen Time Tinggi, Mata Harus Kuat!! Di era digitalisasi sekarang ini, semakin banyak aktivitas kita… Read More
5 Cita-Cita Favorit Anak Jaman Now Salah satu pertanyaan yang sering ditanyakan kepada anak-anak adalah… Read More