Secara sederhana terjadinya buta warna dijelaskan sebagai kelainan bawaan yang bersifat genetik pada sel tertentu di retina mata, yang berfungsi untuk mengenali warna. Berapa jenis sel yang terkena menentukan berat-ringan buta warna. Semakin berat, semakin banyak warna yang tidak dapat dikenali. Sebagian kecil buta warna juga didapat pada kemudian hari, misalnya pada katarak di mana lensanya mengalami pengeruhan sehingga mempengaruhi kualitas cahaya yang masuk ke dalam retina dan membuat warna memudar. Dapat juga diakibatkan cedera atau penyakit yang merusak saraf atau sel retina.
Beberapa keterbatasan tidak menghalangi pengidap buta warna untuk menemukan jati diri dan kesuksesannya. Tidak sedikit dari mereka yang bahkan menjadi orang nomor 1 di bidangnya. Sebut saja Mark Zuckerberg pemilik Facebook dan Eddie Redmayne, bintang film muda berkarakter pemenang Oscar. Terkadang keterbatasan di suatu bidang justru diganti dengan kecemerlangan di bidang lainnya. Misalnya saja, para pengidap buta warna biasanya memiliki kelebihan indera penciuman. Mungkin ini dikarenakan keterbatasan dalam mengenali makanan atau benda tertentu, mereka akan mengandalkan indera penciumannya. Ciri ini adalah salah satu cara untuk mengenali buta warna di masa kanak-kanak. Ciri lainnya misalnya sering salah memilih warna hijau ketika mewarnai gambar daun, atau berbagai aktivitas lain yang berhubungan dengan warna yang sesuai dengan buta warna yang dialaminya. Ketika mulai menyadari seringnya mereka melakukan kesalahan tersebut, mereka cenderung akan menghindari aktivitas yang berhubungan dengan warna.