Categories: Kesehatan Tulang & Sendi

Apa Itu Osteoartritis Yuk Cari Tahu Disini

Anda tentu sering mendengar istilah osteoartritis (OA). Banyaknya istilah yang menyerupai OA kadang menimbulkan kebingungan atau salah persepsi. Bandingkan saja dengan rematoid artritis atau artritis gout. Taukah anda ada lebih dari 100 jenis artritis dalam istilah medis, yang tidak hanya berbeda namanya, tapi juga berbeda variasi penyebab, gejala klinis dan variasi lainnya.

Secara umum artritis dapat kita sederhanakan dengan sebutan radang sendi. OA adalah salah satu jenis artritis yang paling umum terjadi. Apalagi bila belum diketahui tipe artritisnya, seringkali semua kondisi serupa akan disebut sebagai OA. Tentu saja tetap harus dicari setepat mungkin untuk dapat diterapi dengan tepat serta sedapat mungkin dilakukan pencegahan.

Pertama mungkin perlu disepakati dulu, apa yang dimaksud dengan sendi. Sendi merupakan pertemuan antara dua tulang atau lebih. Sendi ada yang bergerak, ada juga yang statis. Tulang tengkorak terbentuk dari pertemuan beberapa tulang yang berbeda, dan tulang tengkorak tidak perlu bergerak bukan? Pada sendi yang hampir selalu bergerak seperti sendi antara tulang bahu dan lengan atas, tentu perlu ruangan antar tulang agar tidak terjadi gesekan yang dapat merusak tulang serta menimbulkan rasa nyeri. Ruangan ini disebut ruang sinovial dan terisi oleh cairan sinovial. Jadi bisa anda bayangkan betapa pentingnya cairan sinovial ini. Volume cairan sinovial berbeda-beda di tiap sendi, yaitu sekitar 0.5-4 ml. Terbanyak adalah pada sendi lutut. Anda mungkin bisa menebak alasannya? Ya, selain karena merupakan sendi terbesar, sendi lutut juga mempunyai tugas untuk menahan berat tubuh dalam berbagai posisi, jadi perlindungannya pun harus memadai. Sayangnya cairan sinovial ini tidak selalu stabil jumlahnya. Ada peristiwa keluar masuknya dari ruang sinovial. Bisa saja dipengaruhi oleh berbagai kondisi dari dalam maupun luar seperti:

  1. Kelancaran aliran darah,
  2. Konsentrasi plasma (cairan dalam pembuluh darah selain sel-sel darah) termasuk kandungan asam hialuronat yang berfungsi menahan air,
  3. Aktivitas/gerakan sendi,
  4. Cedera,
  5. Infeksi dll.

Ujung tulang yang saling bertemu biasanya terbuat dari tulang rawan (kartilago) yang permukaannya halus dan licin. Fungsinya juga berhubungan dengan pencegahan friksi antar tulang. Pada OA terjadi peradangan sendi, sering kali terjadi pada sendi bahu, panggul, tulang belakang terutama pinggang, jari dan lutut. Bila OA tidak berhubungan dengan penyebab lain seperti: asam urat darah tinggi (artritis gout) atau kelainan autoimun (rematoid artritis), maka OA terbanyak disebabkan karena faktor usia. Ini menyebabkan OA disebut juga artritis degeneratif. WHO menyebutkan 40% lansia akan menderita OA dan 80% dari lansia dengan OA akan mengalami keterbatasan gerak. Di Indonesia sendiri diperkirakan sebagai berikut:

  1. > 40 tahun OA=4%
  2. 40-60 tahun OA=30%
  3. > 61 tahun OA=65%.

Selain faktor usia, beberapa faktor risiko OA adalah:

  1. Obesitas
  2. Kelainan anatomi
  3. Trauma/cedera
  4. Genetik
  5. Wanita
  6. Metabolik
  7. Sistem imun
  8. Inflamasi
  9. Kebiasaan dan pola aktivitas (merokok, gizi tidak seimbang, tidak berolah raga, berdiri lama dll).

Melihat tingginya angka kejadian OA, maka setiap orang perlu menjaga kondisinya masing-masing untuk menikmati usia lanjut yang bebas OA. Beberapa faktor risiko merupakan faktor yang dapat dikendalikan. Karena itu mulai sedini mungkin akan meningkatkan peluang keberhasilan.