Categories: Kesehatan Tulang & Sendi

Yuk Mengenal Perbedaan Tendonitis Dan Osteoartritis

Tendonitis/tendinitis dan osteoartritis (OA) adalah dua kondisi dengan gejala hampir serupa, tapi dasar penyakit yang berbeda. Keduanya sama-sama menimbulkan nyeri pada persendian, dapat disertai dengan pembengkakan (inflamasi). Perbedaan utama keduanya terletak pada jenis jaringan yang terkena. Tendinitis merupakan peradangan pada tendon, jaringan kuat  yang menghubungkan otot ke tulang. Sedangkan OA adalah radang pada tulang rawan sendi, bagian ujung tulang tempat pertemuan dua tulang. Jadi tendonitis terjadi pada jaringan otot, sedang OA terjadi pada tulang. Karena lokasinya sama-sama di persendian, itu sebabnya secara awam sering disamakan. Cenderung lebih sering diartikan sebagai OA, dengan konsekuensi buruknya adalah mengkonsumsi sendiri obat-obatan yang tidak sesuai. Ada banyak orang datang ke dokter karena keluhan gangguan lambung ringan sampai berat, akibat penggunaan obat golongan tertentu yang sebenarnya lebih sesuai untuk OA.

Dasar terjadinya tendonitis terutama adalah cedera karena gerakan berulang terus-menerus atau singkat tapi tidak tepat sehingga menyebabkan tendon tertentu mengalami radang atau robek. Tendonitis ringan tanpa robekan serupa dengan gambaran awam “salah urat” atau “keseleo”. Sering terjadi pada atlet dengan lokasi khas, misalnya tendon achilles di area tungkai pada pebasket, siku pada atlet tenis dan badminton, perenang atau pendayung mengalami tendonitis bahu. OA terutama terjadi karena proses degenerasi atau lokasi tulang rawan yang banyak mengalami tekanan, apakah karena aktivitas juga oleh sebab obesitas.

Dilihat dari segi usia, tendonitis dapat terjadi pada segala usia. Usia muda biasanya terjadi pada atlet atau non profesional yang berolah raga dengan cara yang salah. Tendonitis juga sering terjadi pada usia di atas 40 tahun akibat berkurangnya elastisitas otot, terutama pada mereka yang kurang melakukan aktivitas, salah posisi atau terjatuh dapat menimbulkan tendonitis pada golongan ini. Sedangkan OA lebih sering terjadi pada usia di atas 50 tahun, sesuai dengan karakter penyakitnya yang berhubungan dengan proses degenerasi. Namun ada beberapa faktor lain yang juga dapat menjadi penyebabnya seperti aktivitas, faktor keturunan atau penyakit tertentu seperti gangguan autoimun.

Maka bila pada seorang atlet yang aktif berlatih, tiba-tiba mengalami nyeri hebat setelah menjalani sebuah sesi latihan, kemungkinan besar yang dialaminya adalah tendonitis. Terutama bila lokasinya sesuai dengan bidang olah raga yang ditekuninya. Salah satu lokasi tendonitis yang cukup sering terjadi saat ini adalah pada jari, terutama pangkal ibu jari akibat pola aktivitas saat ini yang banyak menggunakan gadget. OA sering terjadi pada tulang belakang dan lutut, yaitu lokasi tulang sendi yang paling banyak menerima tekanan akibat beban tubuh.

Apa yang harus dilakukan bila Anda mengalami nyeri sendi? Bila Anda menduga yang terjadi adalah tendinitis, terutama bila nyeri dan radang terjadi akibat trauma olah raga atau sejenisnya, istirahatkan area yang terkena dan bebaskan dari beban tubuh, berikan kompres es untuk mengurangi bengkak. Hindari pemberian semprotan atau krim yang bersifat meningkatkan suhu kulit. Obat pereda nyeri oral dapat mengurangi keluhan. Pilihlah obat pereda nyeri yang aman untuk lambung seperti golongan parasetamol. Bila nyeri dan bengkak cukup berat, kunjungi dokter untuk mendapatkan pengobatan dan tindakan yang tepat, bukan dengan mengganti obat sendiri, tanpa mengetahui efek sampingnya, apalagi bila kemudian dikonsumsi untuk jangka panjang. Tendonitis ringan dapat menghilang dalam beberapa hari. Bila tidak, maka Anda perlu mengkonsultasikannya ke dokter untuk mengetahui ada tidaknya robekan tendon. Bila terjadi robekan, ada kemungkinan harus dikoreksi dengan tindakan bedah. Ada kalanya tendonitis terjadi berulang sehingga disimpulkan sebagai OA. Kemungkinan penjelasannya adalah karena pemulihan tidak disertai dengan tindakan preventif, di mana tendon yang sama mengalami perlakuan serupa seperti sebelumnya sehingga kembali mengalami tendonitis.

Bila nyeri dengan/tanpa radang timbul tanpa sebab yang jelas, terutama pada usia di atas 50 tahun, kemungkinan yang terjadi adalah OA. Untuk yang satu ini ada baiknya Anda langsung konsultasikan ke dokter bila nyeri signifikan atau tidak terlalu mengganggu tapi terjadi berulang. Anda harus memastikan apakan ini OA murni atau penyakit lain dengan dasar yang berbeda seperti artritis rematik dan gout/pirai/asam urat. Pada OA terjadi kerusakan pada lapisan tulang rawan serta pengurangan cairan sendi yang mengakibatkan gesekan antar tulang.

Tendonitis dan OA dapat terjadi di tempat yang sama. Biasanya OA terjadi lebih dahulu, kemudian kondisi tulang rawan sendi mempengaruhi tendon di dekatnya sehingga terjadi pula tendonitis. Sebagai kesimpulan dari perbandingan keduanya adalah:

- Pahami perbedaannya dan tentukan dengan bantuan dokter Anda.

- Lakukan hal positif untuk mencegah atau mengurangi gejala seperti:

(-) Olah raga yang sesuai untuk melenturkan otot dan menguatkan tulang. Jangan memaksakan gerakan dan berhentilah bila ada keluhan terutama nyeri. Perbaiki gerakan Anda, perlengkapan olah raga Anda seperti sepatu, atau bila perlu pilih olah raga lain yang lebih aman dan tidak menimbulkan keluhan.

(-) Lakukan aktivitas sehari-hari dengan gerakan bervariasi, lakukan peregangan berkala terutama bila Anda harus berada dalam kondisi tertentu dalam waktu cukup lama, hindari mengangkat beban terlalu berat, lakukan segala sesuatu dengan posisi/postur aman dan nyaman.

(-) Memenuhi nutrisi seimbang yang baik untuk sendi dan otot seperti: sayur, buah, produk susu, makanan laut, kacang-kacangan, putih telur, bawang putih, kaldu tulang dan daging rendah lemak, dll. Pada kondisi tertentu Anda mungkin perlu menambahnya melalui suplemen yang membantu Anda mendapatkan kandungan serupa jaringan tulang dan otot  seperti glukosamin, kondroitin, yang seringkali ditambahkan dengan metil sulfonil metan, berbagai vitamin dan mineral seperti vitamin C, E, magnesium dan seng (zinc).

Beberapa hal tambahan yang perlu dihindari untuk kesehatan sendi dan otot adalah sinar matahari berlebihan, makanan tinggi gula dan karbohidrat terutama yang telah melalui proses industri serta merokok. Kesemuanya memberikan efek menurunkan susunan dan fungsi sendi dan otot dalam periode jangka panjang.