Categories: Kesehatan Umum

10 Hal Yang Perlu Anda Ketahui Ketika Anak DBD

Musim hujan datang lagi. Salah satu yang harus diantisipasi adalah infeksi virus dengue yang salah satu bentuk klinisnya adalah DBD. Sebagai penyakit yang ditularkan oleh serangga ke manusia, virus dengue merupakan jenis yang paling tinggi kejadiannya. Namun ini belum merupakan jaminan bahwa pemahaman masyarakat juga sudah cukup memadai, baik dalam hal antisipasi maupun ketika harus berhadapan dengan penyakit itu sendiri, yaitu ketika dirinya atau anggota keluarga didiagnosa terinfeksi virus dengue. Berikut ini beberapa informasi bagi Anda, khususnya tentang DBD pada anak:
  1. Demam Dengue adalah bentuk infeksi virus dengue tanpa gejala pendarahan. Ketika terdapat manifestasi pendarahan kemudian akan disebut sebagai demam Berdarah Dengue (DBD). Bentuk terberatnya adalah sindroma syok dengue yang beresiko lebih tinggi mengakibatkan kematian. Karena itu, kunci kesuksesan penatalaksanaannya DBD sangat bergantung pada peran orang tua. Bagaimana orang tua dapat mengetahui tindakan awal yang tepat sehingga kondisi anak cukup baik dan tidak terlambat ditangani oleh dokter.
  2. DBD lebih sering terjadi pada anak, terutama <15 tahun. Seperti halnya demam akibat virus lainnya, pada anak yang demam karena infeksi virus dengue, biasanya mendadak tinggi dan terus-menerus. Demam hanya turun sesaat setelah minum obat penurun panas. DBD murni tidak disertai gejala infeksi saluran napas seperti hidung mampet, pilek, sakit tenggorokan dan batuk, atau gejala diare pada infeksi pencernaan. Jika memang terjadi infeksi bersamaan, maka bisa saja terdapat gejala-gejala tersebut. Namun yang lebih khas pada infeksi dengue adalah tanda pendarahan seperti titik-titik merah pada kulit, mimisan dan pendarahan gusi. Titik merah DBD dapat dibedakan dengan kemerahan lainnya dengan cara meregangkan kulit di mana terdapat kemerahan tersebut. Petekie atau titik merah akibat pendarahan DBD tidak akan memudar warnanya. Jika terdapat pendarahan seperti ini, hari ke berapa pun itu, segera konsultasikan kepada dokter. Gejala lain yang cukup khas dan sering terjadi pada DBD adalah keluhan nyeri kepala terutama daerah belakang mata serta otot atau sendi.
  3. Mengingat adanya resiko pendarahan, maka untuk demam yang masih ada kemungkinan akibat DBD, sebaiknya diberikan obat penurun panas jenis parasetamol. Tidak dianjurkan diberikan asetaminofen dan ibuprofen.
  4. Gejala mual dan muntah sering terjadi ketika anak sakit. Akibatnya gejala ini menjadi tidak khas. Namun jika anak Anda jarang mengalami mual apalagi muntah ketika sakit, dan saat ini mengalaminya, bisa saja ini adalah DBD. Akibatnya anak akan menolak untuk makan dan minum. Perhatikan bahwa hal ini juga terjadi pada saat anak mengalami radang tenggorokan. Maka ketika anak mengalami demam tinggi tanpa keluhan sakit tenggorokan atau sariawan, waspada dengan kemungkinan DBD.
  5. Sesungguhnya ada cara yang lebih pasti untuk mengetahui demam yang disebabkan oleh virus dengue, yaitu dengan pemeriksaan darah. Pada masa awal sudah dapat diketahui misalnya dengan pemeriksaan NS1, yaitu antigen virus dengue. Namun biasanya pemeriksaan ini tidak buru-buru dilakukan ketika kemungkinan infeksi lain masih cukup besar. NS1 dianjurkan ketika diduga sebabnya adalah virus dengue, dan biasanya dilakukan pada hari ke 3 panas. Pemeriksaan NS1 kurang ekonomis jika dibandingkan dengan pemeriksaan lain seperti hematokrit, trombosit dan lekosit. Namun pada hari ke 3 biasanya penurunan trombosit belum signifikan. Demikian pula hematokrit yang merupakan tanda mengentalnya darah akibat keluarnya cairan dari pembuluh darah juga kemungkinan belum terlihat pada hari ke-3 atau ke-4. Itu sebabnya dilakukan pemeriksaan NS1.
  6. Turunnya trombosit umumnya terjadi cukup drastis dari hari ke-3 sampai ke-5. Ini yang sering menyebabkan orang tua menjadi sangat khawatir. Namun sesungguhnya yang lebih penting adalah memperhatikan indikator lain seperti: naiknya hematokrit dan manifestasi pendarahan. Misalnya pada pasien A terjadi penurunan trombosit pada hari ke-5 hingga di bawah 50.000 µL (normal 150.000-400.000 µL), tapi nilai hematokrit normal dan tidak terjadi manifestasi pendarahan, maka kondisi ini dapat dikatakan relatif stabil. Nilai trombosit memang dipakai sebagai salah satu indikator dalam penatalaksanaan DBD, namun pada kenyataannya hematokrit mempunyai makna yang lebih berarti.
  7. Prinsip dari penatalaksanaan DBD adalah pemberian cairan yang adekuat untuk mempertahankan kondisi dalam pembuluh darah dan mencegah syok. Syok adalah kondisi di mana cairan keluar dari pembuluh darah dan tidak mampu memenuhi kebutuhan tubuh akan oksigen dan nutrisi lain. Ditandai dengan kulit dingin, pucat hingga membiru, denyut jantung menjadi cepat tapi nadi melemah, penurunan kesadaran dan lain-lain. Menurunnya kondisi pasien menjadi syok dapat disebabkan oleh tidak cukupnya pemberian cairan. Dari studi diperlihatkan bahwa pemberian cairan yang cukup baik sejak di rumah cukup membantu mencegah syok. Maka sangat dianjurkan bagi orang tua untuk terus memberikan cairan oral kepada anak. Beberapa ahli lebih menganjurkan pemberian cairan seperti jus dan minuman isotonik. Dalam perawatan dokter, cairan akan diberikan dengan prinsip tidak kurang dan tidak berlebihan. Kelebihan cairan akan menyebabkan penumpukan cairan dalam paru-paru dan memberatkan pernapasan.
  8. Salah satu indikator mulainya masa pemulihan adalah mulai meningkatnya nilai trombosit. Biasanya terjadi di hari ke-6 dan ke-7. Disertai dengan perbaikan kondisi anak serta berkurangnya berbagai gejala lain.
  9. Pernah terinfeksi dengue bukan berarti tidak akan terkena lagi. Karena ada 4 jenis virus yang dapat menginfeksi manusia.
  10. Orang yang sedang terinfeksi virus adalah sumber penularan jika orang tersebut digigit oleh nyamuk Aedes aegypti pada 2 hari sebelum demam hingga 5 hari sesudah bebas demam. Virus yang ada dalam darahnya akan terhisap oleh nyamuk dan nyamuk ini akan tetap mempunyai kemampuan menularkannya pada orang lain yang digigitnya hingga 8-12 hari kemudian.
Hal utama yang sangat penting sesungguhnya adalah tindakan pencegahan sejak awal. Mengusahakan bebas dari gigitan nyamuk dilakukan dengan tindakan yang berkesinambungan mulai dari meniadakan genangan air tempat nyamuk bertelur (segala bentuk wadah yang dapat menampung air walaupun hanya sedikit seperti daun kering, wadah air di belakang kulkas, wadah air pada dispenser, apalagi wadah air besar seperti bak mandi atau tong air. Semua harus dibersihkan paling sedikit 1 minggu sekali karena itulah waktu yang diperlukan oleh telur hingga menjadi dewasa dan dapat terbang), membunuh nyamuk dewasa misalnya dengan pengasapan, mencegah gigitan nyamuk dengan kelambu atau produk penangkal nyamuk, serta pencegahan sarang nyamuk di rumah dengan memberikan cahaya yang cukup terang, dan tidak menggantung pakaian di tempat terbuka di dalam rumah.