Akhir-akhir ini semakin sering kita mendengar atau membaca tentang vitamin K1 dan K2 .Mungkin timbul pertanyaan, apakah ini sama dengan vitamin K yang telah lebih dahulu kita kenal? Vitamin K lebih umum dikenal sebagai vitamin yang berhubungan dengan pembekuan darah. Ketika anak sering mimisan misalnya, kadang mendapatkan tablet vitamin K.
Vitamin K mulai teridentifikasi sekitar tahun 1920, hampir bersamaan dengan kemunculan vitamin C dan E. Memang diketahui fungsinya adalah sebagai pendukung proses pembekuan darah. Pemberian namanya juga merujuk pada fungsi tersebut (K=koagulasi). Dengan berjalannya waktu, vitamin K diketahui memiliki peran lain yang berhubungan dengan kekuatan tulang. Ternyata tidak berhenti di sana, dalam melakukan berbagai aktivitasnya, vitamin K juga memberikan efek penting terhadap kesehatan pembuluh darah.
Belakangan diketahui bahwa vitamin K memang terdiri dari dua jenis komponen yang berbeda, sehingga mereka kemudian dipisahkan menjadi dua nama yang berbeda. Karakter yang berperan dalam pembekuan darah dimiliki oleh vitamin K1 atau yang disebut juga phylloquinone, sedangkan K2 atau menaquinone adalah karakter lain yang potensial dalam menjaga kesehatan tulang dan pembuluh darah.
Beberapa dekade yang lalu, seorang dokter menyebut tentang “faktor X”. Faktor X ini ikut menciptakan kondisi kesehatan yang baik dalam suatu komunitas yang memiliki kecukupan gizi selain vitamin A dan D. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan, faktor X tersebut kemudian diketahui adalah vitamin K2. Pada mereka yang kebutuhan K2nya terpenuhi dengan baik, didapati risiko kematian akibat penyakit jantung dapat turun hingga 50%.
Bagaimana sesungguhnya vitamin K2 bekerja? Diketahui untuk meningkatkan kekuatan tulang dan mencegah osteoporosis perlu cukup kalsium. Tapi pemberian kalsium terutama dalam dosis tinggi juga memiliki risiko penumpukan kalsium pada pembuluh darah dan area lain seperti ginjal. Pada pembuluh darah menyebabkan kekakuan dan plak sehingga berisiko pada gangguan jantung, sedangkan pada ginjal dapat berakibat pada batu ginjal. Kenyataan ini tentunya bukanlah efek yang diharapkan. Kabar baiknya, hal ini dapat ditanggulangi. Pemberian kalsium dan vitamin D3 yang disertai K2 memberikan hasil yang baik serta menekan risiko gangguan pembuluh darah dan batu ginjal. Ini dikarenakan K2 dapat mengatur kalsium yang masuk ke dalam tubuh untuk berada di tempat yang diinginkan, yaitu jaringan tulang. Dengan demikian kalsium tersebut tidak menempel pada pembuluh darah, melainkan tepat pada sasarannya, yaitu tulang serta gigi.
Di dalam tubuh binatang, sumber utama vitamin K2 dari bahan alami seperti daun-daunan berwarna hijau dapat diproses dengan lebih baik dibandingkan dengan tubuh manusia. Artinya, dengan mengkonsumsi bahan yang sama, K2 yang terbentuk dalam tubuh manusia tidak sebanyak yang dibentuk dalam tubuh binatang. Dengan demikian, manusia dapat memperoleh K2 tersebut dengan mengkonsumsi bagian dari tubuh binatang, terutama yang makanan utamanya adalah daun-daunan, seperti daging dan susu sapi hingga produk keju, terutama keju keras atau juga yang disebut keju tua.
Beberapa kondisi yang menjadi hambatan untuk memperoleh manfaat maksimal K2 dari produk binatang tersebut adalah mereka yang mengalami penurunan massa tulang (osteoporosis) terutama adalah mereka yang memasuki usia lanjut dan seringkali disertai gangguan lain yang memerlukan pembatasan tertentu dalam diet, antara lain:
Belum lagi sistem peternakan era modern, di mana makanan ternak yang semula adalah daun-daun hijau yang kaya akan K2, telah diganti menjadi pakan ternak buatan. Kondisi ini menyebabkan defisit K2 dalam diet masyarakat saat ini.
Masyarakat tertentu memperlihatkan kondisi yang berbeda dikarenakan latar belakang budaya makanan yang berbeda, misalnya masyarakat Jepang yang dikenal dengan makanan tradisionalnya yang sangat kaya akan K2 yaitu natto, sejenis makanan hasil fermentasi kedelai. Masyarakat Jepang diketahui memiliki angka penyakit jantung dan osteoporosis yang jauh lebih rendah dibanding negara lain yang makanannya mengalami defisit K2. Ini juga yang menyebabkan Jepang menerapkan standar terapi osteoporosis dengan memberikan vitamin K2 untuk mendampingi D3.
Bagaimana dengan Anda? Yakinkan Anda memperoleh K2 yang cukup setiap hari? Pastikan Anda memenuhi kebutuhan tersebut melalui makanan sehari-hari, maupun dengan penambahan suplemen yang mengandung vitamin D3 dan K2 untuk kesehatan tulang dan jantung Anda.
Solusi Kesehatan Tulang Optimal untuk Keluarga Indonesia dengan L-CAL dan L-CAL Grow Jakarta, 25 September… Read More
Cara Mengatasi Gangguan Susah Tidur? Tidur adalah aktivitas yang sangat penting bagi manusia. Tubuh… Read More
VIAMAX produk terbaru dari PT LAPI INDONESIA 5 Cara Meningkatkan Stamina Pria Stamina adalah kekuatan… Read More
Sembelit Bikin Melilit, Cara Mengobatinya pakai L-LAX Sembelit atau disebut sebagai kontipasi adalah gejala… Read More
5 Cita-Cita Favorit Anak Jaman Now Salah satu pertanyaan yang sering ditanyakan kepada anak-anak adalah… Read More