Categories: Kesehatan Umum

Ingin Hamil Atau Justru Tidak Ingin: Yuk Ketahui Masa Subur

Bagi wanita yang tidak menggunakan alat kontrasepsi, mengetahui masa subur sangatlah penting. Tentu saja ini berhubungan dengan kemungkinan terjadinya kehamilan. Jika Anda tidak ingin hamil, Anda harus menghindari melakukan hubungan intim pada masa subur. Sebaliknya jika Anda justru ingin hamil, waktu yang terbaik adalah di masa subur Anda.
Untuk terjadinya kehamilan, harus ada pembuahan sel telur oleh sperma. Sedangkan dalam satu bulan Anda hanya akan mengeluarkan satu sel telur yang diharapkan dapat bertemu dan dibuahi oleh sperma. Saat dikeluarkannya sel telur ini disebut ovulasi, dan di masa inilah masa Anda paling subur. Sebagai informasi, telur yang dikeluarkan ini punya waktu hanya maksimal 24 jam untuk dibuahi. Berarti ketika ovulasi terjadi, Anda punya waktu sekitar 24 jam untuk mempertemukannya dengan sperma. Tapi jangan khawatir, masih ada tambahan waktu untuk Anda, karena jika sperma telah berada di leher rahim, sperma dapat bertahan beberapa waktu. Maksimal diketahui selama 5 hari. Ini tentu sangat tergantung pada kualitas sperma dan kondisi lingkungan di dalam tubuh wanita tersebut. Jadi secara teori, masa subur atau masa di mana kemungkinan hamil cukup dimungkinkan adalah sekitar 6 hari, yaitu 5 hari sebelum ovulasi hingga 1 hari sesudah ovulasi.

Pertanyaannya sekarang adalah, kapankah ovulasi terjadi? Siklus menstruasi rata-rata adalah 28 hari. Pada mereka yang siklus rata-ratanya adalah 28 hari, ovulasi secara teori terjadi 14 hari sebelum hari pertama menstruasi berikutnya. Misalnya menstruasi akan terjadi pada tanggal 29 bulan ini, maka ovulasi terjadi pada tanggal 15 bulan tersebut. Maka masa suburnya berada pada periode tanggal 11-16. Tapi mengingat ovulasi dapat terjadi maju atau mundur, maka ada baiknya Anda menambahkan beberapa hari sebelum maupun sesudah periode tersebut. Terlebih bagi Anda yang tidak ingin hamil, Anda harus lebih waspada. Ada beberapa cara untuk membantu Anda mengetahui masa subur:

1. Mencatat suhu basal. Prinsipnya pada masa ovulasi, suhu tubuh cenderung meningkat.

2. Memeriksa lendir vagina.

3. Menggunakan alat tes serupa alat tes kehamilan untuk mendeteksi hormon yang diproduksi menjelang ovulasi.

4. Menggunakan kalkulator masa subur melalui aplikasi.

Semakin teratur siklus menstruasi Anda, semakin stabil pula masa ovulasi. Namun jika siklus Anda sangat dinamis, maka masa subur Anda pun kemungkinan semakin tidak teratur. Artinya Anda perlu memperluas periode masa subur Anda.

Secara teori beberapa hari sebelum dan sesudah menstruasi bukanlah masa subur. Karena apa yang dikeluarkan ketika menstruasi adalah apa yang dipersiapkan untuk terjadinya kehamilan. Jadi karena tidak terjadi kehamilan, pada hari pertama menstruasi yang disebut sebagai awal siklus, lapisan dalam rahim dengan ketebalan khusus yang seharusnya akan menjadi tempat menempelnya hasil pembuahan, akan diluruhkan dan keluar sebagai “darah menstruasi”. Setelah itu sistem reproduksi mulai menyusun ulang segala persiapannya. Persiapan ini baru akan selesai pada periode pertengahan siklus (yaitu masa subur yang telah diterangkan sebelumnya). Sedangkan masa menjelang menstruasi terdapat periode di mana sel telur telah keluar dan tidak dibuahi oleh sperma. Dalam waktu 24 jam setelah itu merupakan masa “aman” karena sperma tidak akan bertemu sel telur sebelum masa subur yang baru, yang baru akan terjadi pada pertengahan siklus berikutnya. Namun kenyataan membuktikan bahwa hitungan ini bukanlah sesuatu yang mutlak. Kehamilan pernah terjadi dengan hubungan intim tepat setelah menstruasi berhenti. Jadi sebagai antisipasi, bagi Anda yang tidak ingin hamil, selalu lakukan proteksi dengan alat, pil, suntik, atau metode kontrasepsi apapun yang Anda pilih, dan jangan hanya mengandalkan metode kalender/perhitungan masa subur. Namun bagi Anda yang memang ingin hamil, masa subur akan membantu Anda untuk mengetahui periode di mana kemungkinan berhasilnya lebih tinggi.