Categories: Kesehatan Umum

Sejarah Panjang Kampanye Cuci Tangan Pakai Sabun: Warisan Berharga Yang Menyelamatkan Milyaran Jiwa Dari Penyakit Infeksi

Saat ini himbauan dan anjuran untuk mencuci tangan dengan sabun terlihat dan terdengar di mana-mana. Tahukah Anda bahwa semua itu merupakan hasil perjuangan panjang para tokoh di masa lampau? Mungkin banyak yang tidak tampil di permukaan, namun inilah beberapa di antaranya:

• Oliver Wendell Holmes (1809-1894)
Seorang dokter Amerika yang mempelajari puerperal fever atau childbed fever, suatu penyakit yang banyak dialami para ibu setelah melahirkan. Setelah mempelajari berbagai kasus dan bukti yang ada selama setahun, pada tahun 1843 Holmes menyimpulkan bahwa penyakit ini disebabkan oleh penularan dari pasien ke pasien lainnya dengan perantaraan tenaga kesehatan yang merawat mereka. Teori ini sangat spektakuler, mengingat pada masa itu orang belum mengenal teori kuman. Namun di pihak lain, pernyataan ini tentu menimbulkan reaksi keras, terutama dari sesama dokter yang tidak menerima ketika mereka dianggap telah menjadi pembawa penyakit bagi pasiennya. Setelah hampir satu dekade belum ada perubahan, Holmes memperbarui esainya dan menuliskan permohonannya agar didengarkan, sebagai perwakilan dari suara para ibu yang nyawanya sedang dipertaruhkan.

• Ignaz Semmelweis, seorang dokter kandungan di Hongaria. Semmelweis melakukan pengamatan yang serupa dengan Holmes, namun dengan situasi yang agak berbeda. Dia membandingkan tingkat kematian ibu yang melahirkan di fasilitas rumah sakitnya, dengan mereka yang melahirkan dengan pertolongan bidan di luar rumah sakit. Anehnya kematian di rumah sakit justru hampir 3 kali lebih tinggi. Akhirnya Semmelweis menyimpulkan bahwa penyebabnya adalah sesuatu yang dibawa oleh tangan para tenaga kesehatan terutama mereka yang sering bekerja dengan cadaver (jenasah yang diawetkan untuk kepentingan pendidikan kedokteran). Sekaligus memberikan solusi, pada tahun 1847 Semmelweis melakukan perubahan dengan menginstruksikan semua tenaga kesehatan terlebih dahulu mencuci tangannya dengan chlorine/kaporit. Tindakan ini berhasil menurunkan tingkat kematian hingga di bawah 1% di rumah sakitnya. Namun tragisnya, karena tidak memiliki bukti dan penjelasan ilmiah atas teorinya, penolakan dan kecaman dari para dokter yang tidak menyetujui teori tersebut membuat Semmelweis tertekan dan mengalami gangguan jiwa hingga meninggal di rumah sakit jiwa setelah dipukuli oleh para penjaganya pada usia 47 tahun. Teorinya baru diakui setelah Louis Pasteur kemudian membuktikan kebenaran teori kuman kepada dunia.

• Florence Nightingale adalah seorang perawat yang sangat berdedikasi. Terkenal sebagai tonggak gerakan cuci tangan dan higien rumah sakit. Berawal dari pengabdiannya di sebuah rumah sakit perang Inggris pada tahun 1854, hingga menjadi tokoh penting kebangkitan perawat dunia. Mencuci tangan adalah merupakan hal penting yang dikerjakan dan diajarkan kepada murid-muridnya serta dunia kesehatan pada masa itu.

• Hambatan demi hambatan sosialisasi pentingnya mencuci tangan mengakibatkan hal penting ini berjalan di tempat selama lebih dari satu abad. Baru pada tahun 1981 Centers for Diseases Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat mengeluarkan panduan mencuci tangan secara benar dan dijadikan pedoman untuk mengaplikasikannya dalam kesehatan masyarakat dunia.

Saat ini mencuci tangan telah menjadi bagian wajib bagi semua tenaga medis, dan diharapkan juga diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Pada tahun 2003, Curtis dan Cairn Cross melakukan penelitian dan membuktikan bahwa mencuci tangan dengan sabun sehabis dari toilet maupun menangani feses anak, dapat menekan terjadinya diare sebesar 42-47%. Penelitian lain setelahnya membuktikan bahwa tindakan ini juga berhasil menurunkan angka infeksi saluran napas sebanyak 30%.

Pada masa pandemik COVID-19 ini gerakan mencuci tangan merupakan salah satu tindakan pencegahan yang termudah sekaligus terpenting untuk mencegah infeksi dan memutus tali penularan. Tidak hanya untuk kesehatan kita semua, dengan melakukannya berarti kita juga menghargai segala jasa dan pengorbanan para tokoh yang telah memperjuangkannya bagi kita.