Categories: Kesehatan Umum

Yang Belum Anda Ketahui Tentang Imunitas

Secara umum imunitas diketahui sebagai ketahanan tubuh seseorang terhadap penyakit. Jika imunitas baik, walaupun terpapar penyebab penyakit seperti bakteri atau virus, tidak menyebabkan orang tersebut mengalami gangguan kesehatan. Misalnya jika dihubungkan dengan wabah pandemi Covid-19, dapat terjadi seseorang pernah berkontak dekat dengan penderita Covid-19 tanpa perlindungan apapun, tapi tidak memperlihatkan gejala sama sekali. Bahkan ketika dilakukan pemeriksaan, orang tersebut memang dinyatakan positif. Yang seperti ini dikategorikan sebagai carrier. Membawa virus dan berpotensi menyebarkannya ke orang lain, tapi dirinya sendiri tidak dirugikan. Sayangnya imunitas seperti ini tidak dimiliki oleh semua orang. Tapi setidaknya kita mengerti betapa penting imunitas bagi tubuh kita.
Berikut ini beberapa hal yang berkaitan dengan imunitas, tapi mungkin belum banyak dipahami:
  1. Kulit adalah garis pertahanan tubuh yang pertama. Pernahkah Anda membayangkan tubuh kita tanpa kulit? Misalnya pada luka bakar, bakteri akan lebih mudah menimbulkan infeksi. Sebagian besar kuman atau parasit tidak dapat menembus kulit manusia. Namun beberapa jenis parasit seperti cacing tertentu dapat menembus kulit dan selanjutnya tinggal di dalam tubuh bahkan berkembang biak. Menggunakan alas kaki dan sarung tangan ketika beraktivitas di area berpotensi mengandung parasit atau telurnya, dapat mencegah infeksi.
  2. Virus penyebab penyakit dapat masuk melalui kulit dengan bantuan serangga. Misalnya pada penyakit malaria dan DBD. Menghindari gigitan nyamuk adalah salah satu cara mencegah infeksi.
  3. Asam lambung juga merupakan pertahanan tubuh pertama dan utama. Berbagai kuman yang berpotensi menyebabkan gangguan kesehatan, akan lebih dahulu berhadapan dengan asam lambung yang merupakan pembunuh kuman yang handal. Itu sebabnya, jika tidak benar-benar dibutuhkan, obat-obatan yang menurunkan produksi asam lambung tidak dianjurkan dikonsumsi dalam jangka waktu lama karena dapat mengganggu fungsi asam lambung.
  4. Selain asam di lambung, selanjutnya berbagai mikroorganisme yang hidup dalam usus juga memiliki manfaat melindungi saluran cerna dari infeksi. Mereka sering disebut sebagai mikrobita atau mikrobiom. Dalam jumlah dan kombinasi jenis yang seimbang, mereka bekerja dengan baik membunuh bakteri patogen penyebab penyakit. Usia lanjut atau kondisi tertentu seperti mengonsumsi antibiotik dapat ikut membunuh bakteri baik ini. Karena itu penggunaan antibiotika juga memerlukan pertimbangan manfaat dan risiko. Solusi untuk memperbaiki mikrobiom usus adalah dengan mengonsumsi bakteri hidup tersebut. Makanan, minuman atau suplemen yang mengandung bakteri baik ini disebut sebagai probiotik. Contohnya yoghurt, keju, atau suplemen probiotik telah tersedia di pasaran.
  5. Selain bentuk pertahanan garis pertama, tubuh memiliki lapisan pertahanan lainnya. Tahukah Anda bahwa ketika bagian tubuh mengalami cedera, nyeri dan bengkak merupakan bagian dari pertahanan tubuh?  Bengkak dan kemerahan adalah hasil dari aktivitas faktor imun proinflamasi. Sel darah penyebab pembekuan akan dikirimkan ke lokasi luka untuk menghentikan pendarahan. Leukosit atau sel darah putih pun dikerahkan untuk melawan kuman penyebab infeksi.
  6. Sama halnya ketika ada kuman penyebab penyakit masuk melalui hidung dan mulut, kemudian berhasil mengatasi rintangan pertama, mereka akan mengalami perlakuan serupa oleh faktor imun seperti leukosit, makrofag, sel dendritik dan lain-lain. Ini terjadi sangat cepat, hanya dalam hitungan detik, menit atau beberapa jam. Mereka benar-benar berperang, dan musuh yang kalah akan dibunuh dan dibuang keluar tubuh. Kelompok ini bekerja tanpa mengenali musuh secara detail. Mereka hanya mengenali risiko bahaya, dan berusaha mengatasinya.
  7. Lain halnya ketika Anda terkena cacar air, kemungkinan besar itu adalah untuk pertama dan terakhir kalinya. Mengapa? Karena ada sistem imun lain yang dapat mengenali jika virus tersebut masuk ke dalam tubuh dan segera mengirim pasukan untuk menghancurkannya. Faktor imun yang mempunyai memori imun ini dikenal dengan sebutan sistem imun adaptif. Sayangnya sistem imun seperti ini perlu waktu untuk menimbulkan reaksi imunitas. Baru dapat terbentuk maksimal setelah beberapa minggu. Sebelum terbentuk, jika virus penyebabnya termasuk kategori perusak, maka akan banyak kerusakan yang timbul. Jalan keluar untuk kasus seperti ini adalah dengan vaksinasi. Sebelum tubuh bertemu dengan kuman penyebab fatal ini, tubuh telah lebih dahulu diperkenalkan melalui vaksin. Maka ketika betul-betul bertemu, sistem imun telah mengenalinya.
  8. Masalah inilah yang terjadi sekarang, ketika dunia diserang oleh virus SARS-CoV2 penyebab Covid-19 ini. Bagi sistem imun kita, ini adalah virus yang tidak dikenali. Ketika terpapar, berbagai usaha sistem imun tubuh dilakukan agar tidak menjadi sakit. Namun sebagian memang akhirnya harus mengalami gejala yang bahkan menyebabkan kematian.
  9. Sementara vaksin masih dalam tahap trial, yang lebih mungkin dilakukan adalah memberikan bagian darah dari penderita yang telah sembuh dan memiliki kekebalan, kepada pasien yang sedang sakit. Biasanya ini dilakukan kepada mereka yang mengalami sakit berat. Belum ada jaminan akan berhasil, tetapi ini layak untuk dicoba.
Setelah melihat kenyataan bahwa sistem imun begitu penting, maka yang harus dilakukan adalah melakukan segala hal yang mendukung kerja sistem imun seperti menyediakan bahan baku berupa nutrisi seimbang, istirahat cukup, olah raga, cukup paparan sinar matahari, menjauhi stress baik psikologis maupun stress jaringan tubuh akibat rokok, alkohol dan lain-lain. Pada situasi seperti saat ini, penambahan vitamin dan mineral melalui suplemen juga dianggap penting. Hal terakhir namun tidak kalah penting adalah menghindari paparan virus dengan menjaga jarak sosial bahkan isolasi sosial, dibandingkan jika Anda terpaksa harus membuktikan sendiri kualitas imun tubuh Anda.