Klik Untuk Menilai Artikel ini
[Total: Rata-rata: ]

Asap Rokok Meningkatkan Risiko Terinfeksi Coronavirus

Dua bulan terakhir ini dunia dihadapkan pada masalah kesehatan yang cukup serius. Wabah corona virus atau yang telah dinamai secara resmi sebagai Covid-19 mengharuskan kita untuk waspada. Salah satu cara yang sangat dianjurkan adalah dengan meningkatkan imunitas. Terbukti bahwa Covid-19 ini lebih mudah menyerang mereka yang tingkat imunitasnya lebih rendah, seperti mereka yang berusia lanjut, terutama yang memang telah memiliki gangguan kesehatan seperti diabetes, gangguan fungsi organ terutama paru-paru dan lain-lain. Selain lebih rentan, infeksi Covid-19 pada kelompok ini juga dapat menimbulkan manifestasi penyakit yang lebih berat dan serius, sampai pada kematian. Begitu banyak pengetahuan berkaitan dengan Covid-19 telah disebarkan melalui berbagai media. Tidak lain adalah agar masyarakat dunia secara luas atau masyarakat Indonesia secara khusus, dapat terhindar dari penyakit ini.
Di tengah upaya masyarakat untuk meningkatkan imunitas, salah satu faktor yang tidak boleh ditinggalkan adalah mereka yang terpapar rokok, baik sebagai perokok aktif maupun pasif. Banyak studi membuktikan bahwa imunitas individu yang terpapar asap rokok mengalami penurunan, tidak hanya terhadap infeksi, namun juga terhadap penyakit autoimun maupun kanker. Khusus terhadap infeksi, termasuk infeksi virus, beberapa informasi hasil penelitian yang perlu Anda ketahui antara lain:
  1. Sistem imun manusia terdiri dari berbagai mekanisme dan melibatkan berbagai sel. Asap rokok terbukti menurunkan berbagai mekanisme imun tersebut.
  2. Asap rokok adalah benda asing. Paparan asap rokok pada permukaan saluran nafas memicu dikerahkannya sel-sel imun yang menimbulkan proses inflamasi. Inflamasi sendiri merupakan salah satu bentuk pertahanan tubuh. Karena terus-menerus dirangsang, sel yang dikerahkan banyak terdiri dari sel imun yang belum matang. Inilah salah satu penyebab terganggunya sistem imun.
  3. Asap rokok sendiri mengandung puluhan bahkan ratusan zat kimia yang secara langsung dapat merubah karakter sel saluran nafas, termasuk silia atau rambut halus yang berfungsi menggerakkan kotoran atau mikroorganisme penyebab penyakit (patogen) termasuk virus, mengalami penurunan fungsi.
  4. Menurunnya fungsi bahkan rusaknya silia menyebabkan pengeluaran virus dari saluran nafas menjadi terlambat atau tidak dapat berjalan dengan efektif, mengakibatkan virus berkoloni (membentuk kumpulan dengan kekuatan yang meningkat) dan menjadi ancaman yang lebih serius.
  5. Sistem imun terdiri dari berbagai komponen yang melakukan koordinasi dengan saling berkomunikasi. Didapati bukti penurunan kemampuan komunikasi sel imun dengan adanya paparan asap rokok, yang tentunya mempengaruhi sistem imun secara keseluruhan.
  6. Didapati pada permukaan dalam hidung perokok, lebih sedikit jumlah mikroorganisme non patogen, sebaliknya lebih banyak jumlah mikroorganisme patogen. Secara umum pada permukaan kulit maupun organ lain seperti saluran pencernaan, bagian kewanitaan, termasuk juga saluran nafas, terdapat mikroorganisme yang tidak menyebabkan penyakit (non patogen), bahkan dapat membantu mengurangi mikroorganisme patogen. Dengan berkurangnya kelompok non patogen dapat mengurangi kemampuan melawan kelompok patogen. Ini yang menyebabkan peningkatan kelompok patogen dan meningkatkan risiko terjadinya infeksi yang bergejala.
  7. Rokok sendiri ternyata membawa kuman secara langsung ke saluran nafas, bahkan ke bagian saluran nafas bawah. Diketahui kuman tersebut antara lain Acinetobacter, Bacillus, Burkholderia, Clostridium, Klebsiella, Pseudomonas aeruginosa, and Serratia.
Dengan mengetahui berbagai hal di atas, diharapkan masyarakat dapat menghindarinya, terutama dalam masa-masa krusial, kita harus berusaha maksimal untuk tetap sehat. Sehat tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga berarti mengurangi risiko infeksi untuk orang di sekitar kita.
Baca Artikel Lainnya :   Obrolan Ringan Keamanan Makanan Di Era Covid-19
Salah satu usaha tambahan untuk meningkatkan imunitas para perokok yang berada dalam proses memutuskan diri dari rokok adalah dengan mengonsumsi vitamin dan antioksidan lainnya dengan jumlah yang lebih tinggi dari kebutuhan normal seperti vipro-G.

Tinggalkan Komentar Anda