Penderita diabetes dunia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Tahun 2013 sedikitnya 382 juta orang di dunia hidup dengan diabetes. Tantangannya adalah karakter diabetes yang sekaligus menjadi faktor penyulit di antaranya adalah:
- Diabetes tidak dapat disembuhkan, melainkan dikendalikan.
- Diabetes sering terjadi bersamaan dengan penyakit lain seperti hipertensi, yang bersama-sama meningkatkan faktor risiko serta komplikasi penatalaksanaannya.
- Diabetes sendiri dapat menyebabkan berbagai komplikasi dengan akibat yang bersifat destruktif hingga pada kematian.
Masih terbatasnya pemahaman mengenai diabetes menyebabkan penderita diabetes seringkali mengalami under treatment , di mana diabetes tidak terkendali dan berakibat pada timbulnya komplikasi yang dapat menurunkan kualitas hidup penderitanya. Maka sangat penting untuk diketahui, prinsip diabetes dengan semua hal yang dapat ditimbulkannya. Tujuannya agar penderitanya dapat menghadapi dengan tenang, menjalani pemeriksaan dan terapi sesuai petunjuk yang benar, dan menerapkan pula pola hidup yang mendukung pengendalian diabetes sekaligus menghindari berbagai komplikasinya.
Salah satu komplikasi diabetes yang paling sering terjadi adalah neuropati, yaitu gangguan saraf terutama daerah tungkai yang dapat berlanjut hingga terjadinya luka dan terburuk adalah bila harus ditangani dengan tindakan amputasi. Komplikasi ini juga yang paling menjadi momok bagi masyarakat dan hampir selalu dihubungkan dengan diabetes. Sesungguhnya ada satu komplikasi lain yang tidak kalah merugikan dan sering terjadi, yaitu retinopati diabetik (RD). Data RSCM tahun 2011 memperlihatkan bahwa RD menduduki tempat kedua terbanyak setelah neuropati, yaitu sebesar 33,4%. RD merupakan kelainan pembuluh darah kecil mata sebagai akibat dari diabetes. Beberapa informasi mengenai RD adalah sebagai berikut:
- RD adalah penyebab kebutaan tertinggi pada usia produktif.
- RD sering tidak disadari ketika masih pada tahap awal. Namun sesungguhnya telah mulai terjadi kelainan pembuluh darah retina. Kelainan ini sudah dapat dikenali melalui pemeriksaan funduskopi, menggunakan alat yang cukup sederhana. Karena itu dianjurkan pada semua orang yang baru didiagnosa diabetes, sebaiknya melakukan pemeriksaan mata, dengan asumsi kondisi tersebut mungkin telah berjalan sekian lama tanpa diketahui dan RD awal dapat saja telah terjadi. Selanjutnya, bila tidak terdapat keluhan pada mata, pemeriksaan berikutnya dilakukan minimal 5 tahun kemudian. Itu pun bila terapi diabetes dijalankan dengan baik dan terkontrol.
- Ketika gejala RD mulai terasa, bila terjadi pada penderita lanjut usia sering kali dianggap sebagai katarak sehingga tidak segera dikonsultasikan ke dokter. Sebagian orang menunggu hingga gejala tersebut lebih mengganggu, baru kemudian dilakukan operasi yang disangka dapat mengembalikan penglihatan secara drastis. Namun tidak demikian halnya pada RD, kelainannya bersifat progresif dan tindakan operasi, laser ataupun pengobatan hanya mengurangi keluhan. Gangguan penglihatan yang timbul sebagian besar tidak akan pulih kembali, namun hanya mengurangi gejala atau mencegah perburukan.
- Pada RD terjadi kerusakan dan kematian sel penyangga pembuluh darah mata, berakibat pada perubahan sifat dan fungsi dinding pembuluh darah tersebut. Bila berlanjut dapat terjadi pembengkakan (inflamasi), penggelembungan atau kebocoran dinding pembuluh darah yang menutupi sebagian penglihatan hingga pada kebutaan total. Kondisi retina yang buruk memicu pembentukan pembuluh darah baru yang justru memperburuk kondisi. Ibaratnya jalan yang sehari-hari sudah macet, ditambah lagi dengan beban perbaikan jalan dan jumlah kendaraan.
- Para ahli berusaha mencari solusi terbaik yang dapat mencegah serta memperbaiki RD. Sampai saat ini belum diperoleh obat atau tindakan yang dapat mengatasi RD secara tuntas. Tetapi berbagai penelitian membuktikan bahwa suplementasi Lutein dan Zeaxanthin yang merupakan nutrisi utama retina tidak hanya membantu mencegah RD, melainkan juga memiliki efek terapi.
- Tindakan terbaik tentu saja adalah pencegahan. Terutama dapat dilakukan dengan tiga cara:
(-) mengontrol nilai gula darah dan mempertahankan pada nilai normal
(-) melakukan kontrol mata rutin
(-) melindungi retina dengan nutrisi khusus yang terutama mengandung lutein dan zeaxanthin, baik melalui makanan maupun suplemen, seperti vitamin mata eyevit.
Diharapkan dengan pemahaman yang benar dan sosialisasi yang semakin luas, tidak hanya kejadian RD yang berhasil diturunkan, melainkan juga diabetes itu sendiri.
Solusi Kesehatan Tulang Optimal untuk Keluarga Indonesia dengan L-CAL dan L-CAL Grow Jakarta, 25 September… Read More
Eyevit Raih TOP Brand Award 2023 Di tahun 2023 Majalah Marketing kembali menggelar ajang… Read More
Cara Mengatasi Gangguan Susah Tidur? Tidur adalah aktivitas yang sangat penting bagi manusia. Tubuh… Read More
3 Alasan Kenapa Zaman Now MATA Harus KUAT 1. Screentime Tinggi Screen time merupakan lamanya… Read More
10 Vitamin Mata Terbaik Rekomendasi Apotek dan Toko Obat Mata adalah salah satu panca… Read More