Ketika seseorang didiagnosa menderita penyakit jantung koroner, mungkin spontan terlintas di benaknya tentang tindakan-tindakan yang berkaitan seperti pemasangan ring/stent atau bypass. Benarkah semua penderita penyakit jantung koroner harus menjalaninya? Sedangkan seperti diketahui prosedur-prosedur tersebut merupakan prosedur invasif, artinya sedikit banyak ada jaringan yang akan dirusak dan efek dari tindakan itu sendiri mengandung risiko. Sama halnya dengan prinsip terapi secara umum, maka setiap tatalaksana yang akan diberikan pada masing-masing penderita penyakit jantung adalah hasil pertimbangan dari dua faktor utama, yaitu manfaat dan risiko. Tindakan terbaik yang akan diambil harus menghasilkan manfaat optimal dengan risiko seminimal mungkin. Kondisi tiap orang mungkin akan berbeda, tergantung banyak faktor. Dengan demikian tidak semua orang akan mendapat perlakuan yang sama. Menderita penyakit jantung koroner berarti ada arteri jantung yang mengalami penyumbatan. Variasi apa saja yang mungkin terjadi?
- Lokasi arteri yang terkena.
- Berapa persen penyumbatannya.
- Berapa arteri yang tersumbat.
- Seberapa berat dan sering keluhan yang timbul.
- Apakah keluhan hilang dengan istirahat? Berapa lama?
- Faktor risiko dan penyebab yang dimiliki (hipertensi, diabetes, kolesterol tinggi dan sebagainya).
- Usia .
Variabel di atas dan variabel lain yang mungkin ada, akan mempengaruhi jenis tindakan yang akan diberikan. Tujuan utama terapi bagi penderita penyakit jantung koroner adalah mengurangi frekuensi dan kualitas serangan, memperpanjang harapan hidup, meningkatkan fungsi jantung dan memberikan kualitas hidup yang lebih baik. Untuk memenuhi tujuan tersebut, perlu diingat pula beberapa hal berikut:
- Setiap obat yang diberikan akan memberikan manfaat dan mungkin juga efek samping. Misalnya pengencer darah seperti aspirin mungkin menimbulkan gangguan lambung pada sebagian orang. Demikian juga efek antikoagulannya memiliki risiko pendarahan pada pasien yang memiliki gangguan wasir. Diskusikan berbagai kemungkinan ini dengan dokter Anda.
- Perubahan pola makan dan kebiasaan seperti menghentikan rokok dan alkohol, didukung dengan olah raga yang sesuai sangat membantu memperbaiki status penderita jantung koroner.
- Pada kondisi tertentu, tindakan pemasangan stent atau bypass merupakan tindakan terbaik. Namun pada kondisi lain mungkin tidak tepat atau belum diperlukan.
- Pemasangan stent yang bertujuan membuka kembali bagian arteri yang tertutup tidak menjamin area tersebut selamanya akan terbuka. Ada kalanya daerah tersebut kembali tertutup oleh sumbatan baru. Bisa karena terjadi penumpukan plak baru, atau bisa juga dikarenakan pendarahan yang terjadi sewaktu pemasangan stent. Saat ini tersedia stent dengan obat yang dapat mengurangi risiko tersebut.
Ketika seseorang mengetahui dirinya menderita penyakit jantung koroner, beberapa hal berikut perlu ditanyakan:
- Kategori penyakit jantung koroner stabil atau non stabil. Penyakit jantung stabil biasanya ditandai dengan serangan yang berlangsung singkat, akan hilang dengan sendirinya setelah beristirahat. Ada faktor pemicu seperti stress, peningkatan aktivitas, kelelahan dan lain-lain. Penelitian dan studi menunjukkan bahwa kategori ini dapat berhasil ditangani dengan obat-obatan dan pengendalian faktor pemicu. Jika dilakukan tindakan pemasangan stent atau bypass ternyata tidak memberikan hasil yang jauh berbeda.
- Faktor apa yang menjadi penyebab utama terjadinya sumbatan. Biasanya adalah kolesterol tinggi, hipertensi, diabetes. Dengan mengetahui faktor-faktor tersebut dan memperbaikinya, kondisi jantung akan dapat dipertahankan kestabilannya.
Mengenal status jantung dan tindakan yang diberikan akan menentukan tercapainya tujuan terapi, di mana tidak terjadi terapi yang kurang tepat, kurang memadai, atau justru berlebihan. Penderita penyakit jantung stabil disarankan untuk terus memantau kondisi kesehatannya, terutama fungsi jantung dan faktor pemberatnya. Jika kestabilan kondisi jantung terus dipertahankan, artinya tidak ada indikasi untuk menjalani tindakan invasif. Mereka hanya perlu mengonsumsi obat yang sesuai sambil menjalani pola hidup sehat. Salah satu pilihan untuk mencegah terjadinya penumpukan plak baru sekaligus mengurai perlahan trombus yang telah terbentuk dan menempel pada dinding pembuluh darah adalah dengan agen trobolitik yang relatif aman seperti MaxQ10. Bahan alami dalam MaxQ10 yaitu:
- Nattokinase: mampu menguraikan fibrin sehingga secara perlahan memperkecil bekuan darah dan tumpukan plak.
- Co Q 10: bahan yang dihasilkan oleh tubuh tapi mengalami penurunan drastis ketika harus mengatasi stress oksidatif yang mengakibatkan gangguan organ termasuk jantung. Pemberian coQ10 dari luar akan membantu memperbaiki performa organ-organ tersebut.
MaxQ10 dapat dikombinasikan dengan pengencer darah lain untuk hasil lebih efektif. Konsultasikan dengan dokter untuk pemanfaatannya. Mengalami penyumbatan jantung koroner bukan akhir dari segalanya, tapi merupakan awal untuk lebih memperhatikan apa yang dibutuhkan oleh jantung Anda.