Categories: Kesehatan Umum

Pentingnya Mikronutrien Bagi Tubuh Anda

Seperti tahun-tahun sebelumnya, tanggal 25 Januari menjadi hari yang dipilih sebagai titik untuk sejenak mengevaluasi, sekaligus menyerukan berbagai strategi dan semangat baru untuk meningkatkan status gizi secara nasional. Bicara tentang gizi bukan hanya sekedar membahas karbohidrat, protein, vitamin dan mineral, tapi bagaimana nutrisi tersebut dapat mencukupi kebutuhan setiap individu dan menghindarkannya dari segala penyakit dan gangguan akibat kekurangan nutrisi.
Dari segala macam nutrien tersebut, tersebutlah mikronutrien. Mikronutrien melingkupi berbagai vitamin dan mineral. Dari katanya sendiri dapat diketahui bahwa ini hanyalah bagian yang sangat kecil dari nutrisi secara keseluruhan. Setiap harinya masing-masing mikronutrien ini diperlukan hanya dalam jumlah kecil. Bandingkan saja, jika 1 sendok teh tepung kira-kira sama dengan 5 gram, kebutuhan akan mineral seng hanya sekitar 10 mg, atau 1/500 sendok teh tiap harinya. Namun kebutuhan sekecil itu, ternyata mempunyai peranan sangat vital bagi tubuh. Seng menjadi penggerak bagi lebih dari 300 enzim dalam tubuh serta berbagai proses lainnya. Tidak heran jika kekurangan seng dapat berakibat pada berbagai gangguan pada ibu hamil, janin yang dikandungnya, juga gangguan pada anak hingga dewasa. Berbagai gangguan tersebut dapat bersifat ringan hingga pada kasus yang mengancam jiwa. Belum lagi akibat yang ditimbulkan oleh kekurangan vitamin dan mineral lainnya. Kekurangan mikronutrien bisa saja terjadi pada orang yang secara fisik tidak terlihat sebagai orang yang kurang gizi (hidden hunger). Jangan heran jika seseorang yang mengalami kelebihan berat badan ternyata mengalami defisiensi mikronutrien. Mengapa demikian? Karena mikronutrien tidak hanya tergantung pada jumlah makanan yang dimakan, tapi lebih ditentukan oleh jenis makanan. Secara umum individu yang mengalami obesitas biasanya mengonsumsi makanan tinggi karbohidrat, lemak dan gula. Sayuran, buah dan berbagai jenis biji-bijian yang kaya akan vitamin dan mineral tidak termasuk dalam menu prioritas.
Kekurangan mikronutrien dapat disebabkan oleh:
  1. Pola makan yang kurang baik dan tidak lengkap akibat ketidaktahuan, kurangnya kesadaran untuk mengikuti pola makan yang baik, atau masalah ekonomi sosial lainnya. Termasuk di dalamnya adalah berbagai pola diet yang bertujuan untuk menurunkan berat badan dengan cara yang salah.
  2. Gangguan penyerapan akibat kelainan saluran pencernaan atau interaksi dengan makanan atau minuman lain yang menghambat penyerapan mikronutrien, misalnya teh atau kopi.
  3. Asupan yang kurang karena tingginya kebutuhan misalnya pada masa kehamilan, pertumbuhan atau sakit.
Beberapa data berikut membuktikan bahwa defisiensi mikronutrien memang merupakan masalah nasional, antara lain:
  1. Data hasil penelitian di 12 propinsi pada tahun 2009 memperlihatkan rata-rata balita mengalami kekurangan seng sebesar 36,1%.
  2. RISKESDAS 2018 menyebutkan jumlah ibu hamil yang mengalami anemia (terutama akibat kekurangan besi) sebesar 48,9%.
Secara umum kekurangan berbagai vitamin dan mineral mempengaruhi kesehatan, tapi secara khusus jika terjadi sejak dalam kandungan hingga masa pertumbuhan, maka akan berpengaruh pada kualitas generasi yang akan datang. Karena itu kecukupan mikronutrien juga harus menjadi prioritas. Beberapa usaha fortifikasi mikronutrien ke dalam makanan telah dilakukan secara masal, seperti:
  1. Fortifikasi yodium ke dalam garam.
  2. Fortifikasi besi pada tepung terigu.
  3. Fortifikasi vitamin A ke dalam minyak goreng.
Namun untuk mendapatkannya secara lengkap, perlu asupan rutin setiap hari dengan menu makanan bervariasi, yang secara umum harus terdiri dari karbohidrat yang berasal dari nasi atau penggantinya, protein hewani dan nabati, beragam sayur, buah dan susu atau produk turunannya. Bila perlu lengkapi dengan suplemen vitamin dan mineral sesuai dengan kebutuhan.