Categories: Kesehatan Umum

Punya Hewan Peliharaan Tapi Ada Balita Di Rumah, Aman Kah?

Minat untuk memelihara hewan secara umum semakin meningkat. Dua jenis hewan yang paling disukai sebagai peliharaan adalah kucing dan anjing. World Society for the Protection of Animal (WSPA) menyebutkan populasi anjing di Indonesia meningkat 22% dan kucing 66%. Pada tahun 2014 populasi anjing sekitar 8 juta dan kucing 15 juta ekor. Sebagian di antaranya adalah hewan peliharaan. Sebuah perusahaan produsen makanan anjing dan kucing menyatakan bahwa peningkatan penjualan mereka per tahunnya sebesar 15-20%.

Tidak bisa dipungkiri, hewan peliharaan terutama anjing memang banyak memberikan nilai positif bagi mereka yang memilikinya. Bukan hanya dengan penilaian subyektif, bahkan berbagai studi memperlihatkan berbagai manfaat tersebut, di antaranya:

  • Secara psikis menimbulkan rasa gembira, tidak merasa sendiri dan berbagai perasaan positif lainnya. Ini dapat mengurangi stress dan depresi.
  • Dengan berbagai aktivitas rutin bersama, terutama dengan mengajaknya berjalan setiap hari, sekaligus meningkatkan kesehatan fisik sang pemilik. Bahkan ada studi yang memperlihatkan hal ini dapat meningkatkan usia harapan hidup manusia.
  • Bagi anak, memiliki hewan peliharaan dapat menanamkan banyak hal sejak dini. Rasa tanggung jawab, mau berbagi, serta kemampuan untuk menerima berbagai peristiwa menyedihkan ketika hewan kesayangannya sakit atau mati.

Di luar berbagai manfaat tersebut, tentu saja ada hal-hal negatif yang harus diantisipasi. Khususnya jika Anda memiliki bayi atau balita dalam keluarga, beberapa hal ini harus diperhatikan:

  • Balita dan anjing sama-sama berpotensi melakukan hal yang tak terduga. Baik itu jenis tindakan, kekuatan yang dikeluarkan, juga akibat yang dapat ditimbulkan. Karena itu jangan meninggalkan anak yang masih belum mengerti, hanya dengan anjing Anda. Anak pada usia dini tidak dapat mengenali potensi bahaya. Terutama pada bayi yang sedang tidur. Tanpa berniat buruk pun, anjing yang berbaring di dekat bayi yang sedang tidur dapat menimbulkan kesulitan bernapas, karena tertindih misalnya.
  • Potensi bahaya lain yang dapat timbul dapat berupa luka gores hingga luka gigitan.
  • Terjatuh akibat terjangan yang dapat menimbulkan cedera kepala dll.
  • Tersedak oleh makanan atau mainan anjing.
  • Alergi atau asma yang ditimbulkan oleh bulu, air liur maupun bagian kulit (ketombe) anjing.
  • Menyebarnya penyakit/infeksi yang dapat timbul dari hewan ke manusia. Seringkali terjadi melalui wadah kotoran, minuman dan makanan anjing. Pada anak umumnya timbul gejala berupa diare, gangguan pencernaan lain seperti sakit perut, muntah atau keracunan makanan.

Kesimpulannya, apakah efeknya akan menjadi positif atau negatif sangat bergantung pada pola yang diterapkan oleh setiap individu atau keluarga yang memiliki hewan peliharaan itu sendiri. Misalnya:

  • Perlakuan dan disiplin baik terhadap hewan peliharaan akan menjadikannya hewan yang bahagia dan berperilaku baik.
  • Menjaga kesehatan hewan misalnya dengan makanan yang sehat dan sesuai, menjaga kebersihan dengan baik serta kontrol periodik ke dokter hewan juga akan mengurangi potensi penyakit baik pada anjing kesayangan Anda maupun anggota keluarga lainnya.
  • Menjaga/menyimpan berbagai materi yang berpotensi membahayakan anak di luar jangkauannya juga akan sangat membantu mencegah berbagai hal yang tidak diinginkan.

Menilai dari uraian di atas, maka memiliki hewan peliharaan tidak hanya melihat potensi keuntungan/kebaikan yang dapat diperoleh, namun juga perlu mengukur kemampuan yang dimiliki. Bukan hanya dari segi finansial, tapi juga kemampuan untuk melakukan berbagai kewajiban sebagai pemilik hewan peliharaan. Karena tanpa niat dan usaha yang sungguh-sungguh, akan lebih banyak masalah yang didapat dibandingkan manfaatnya.