Tips Mengkonsumsi Vitamin C Selama Wabah Covid-19
Salah satu vitamin yang sedang naik daun saat ini adalah vitamin C. Di tengah pandemi Covid-19 ini memang masyarakat dianjurkan untuk memperkuat sistem imun, salah satunya adalah dengan mengonsumsi vitamin C. Vitamin C termasuk vitamin tertua yang dikenal manusia. Vitamin C untuk pertama kalinya dapat diekstrak pada sekitar tahun 1928. Dan hebatnya sampai saat ini vitamin C tetap diandalkan untuk menjaga kesehatan. Tentunya kita ingin mendapatkan manfaat sebesar-besarnya, dan di pihak lain terhindar dari efek samping yang mungkin dapat ditimbulkannya. Apa saja efek samping vitamin C:
- Kembung
- Sakit perut
- Nyeri ulu hati
- Diare
- Mual
- Muntah
- Alergi
- Batu ginjal
Bayi/anak
Usia |
Asupan (mg/hari) |
0-6 bulan | 40 |
7-12 bulan | 50 |
1-3 tahun | 15 |
4-8 tahun | 25 |
9-13 tahun | 45 |
Namun kebutuhan akan meningkat dalam kondisi:
- Sakit (kebutuhan berbeda tergantung jenis dan derajat penyakit).
- Hamil dan menyusui.
- Proses penyembuhan luka, patah tulang dan trauma lainnya.
- Sedang mengonsumsi obat yang dapat menurunkan efektivitas vitamin C misalnya aspirin.
- Aktivitas meningkat termasuk olah raga berat.
- Perlu perbaikan imunitas.
- Perokok, minum alkohol.
- Memiliki riwayat sakit maag yang terbukti sensitif terhadap vitmanin C. Untuk itu lebih disarankan memilih vitamin C dalam bentuk lain selain asam askorbat. Dalam hal ini Imunvit merupakan pilihan yang sesuai karena berbentuk kalsium askorbat dan tidak bersifat asam.
- Memiliki riwayat penurunan fungsi ginjal.
- Memiliki riwayat batu ginjal.
- Anda tidak merasa mudah lelah dengan tingkat aktivitas biasa sehari-hari.
- Tidak pucat.
- Kondisi gusi cukup baik dan tidak mudah berdarah.
- Kondisi kulit cukup baik, tidak kering, garis putih tidak lebih dari biasanya dan cepat menghilang.
- Jika ada luka tidak sulit sembuh.
- Tidak mudah terserang flu.