4 Fakta Menarik Problematika Diabetes
Setiap tanggal 14 November diperingati sebagai Hari Diabetes Dunia. Beberapa fakta berikut mungkin dapat menambah perhatian masyarakat dunia kepada problematika diabetes:
- 1 dari 11 orang usia dewasa menderita diabetes.
- 2/3 penderita diabetes berada pada usia produktif.
- 2/3 dari penderita diabetes justru berada di perkotaan.
- 1 dari 2 penderita dewasa tidak terdiagnosa.
Dua fakta pertama menyadarkan kita, bahwa diabetes menyerang ketika orang sedang dalam status sangat aktif, dan angkanya tidak sedikit. Bayangkan saja jika dalam satu ruang kantor ada 11 orang, rata-rata 1 di antaranya adalah penderita diabetes. Apa dampaknya? Yuk, sama-sama kita ulas dampak dari penderita diabetes:
- Sebagian yang telah mengetahui dirinya menderita diabetes harus membagi waktu dan perhatiannya untuk semua aktivitas kerjanya serta untuk mengelola penyakitnya. Termasuk di dalamnya adalah untuk konsultasi rutin, olah raga dan mengatur pola hidup seperti makan sehat dan istirahat cukup. Di sinilah peran keluarga sangat penting agar penderita diabetes dapat konsisten. Betapa sulitnya seseorang yang berniat mengelola diabetesnya, tapi tidak didukung oleh seluruh keluarga. Contoh sederhana misalnya: pola makan sehat tidak bisa hanya berlaku bagi si penderita. Jika seluruh keluarga mendapatkan menu makanan yang sama, maka tidak hanya penderita diabetes yang akan merasakan manfaatnya, tapi anggota keluarga yang lain juga dapat mengurangi resiko terkena diabetes. Demikian juga dalam aspek lainnya, jika dilakukan bersama dalam keluarga akan menjadi lebih efektif.
- Bagi yang belum mengetahui bahwa dirinya terkena diabetes, dalam masa produktif biasanya belum menyadari pentingnya menjaga pola makan, olah raga teratur dan istirahat yang baik. Orang terkena diabetes di usia dewasa pada umumnya adalah diabetes tipe 2 yang terjadi akibat pola makan yang salah tanpa diimbangi dengan olah raga rutin, bahkan disebut sebagai kelompok orang yang kurang bergerak. Akibatnya terjadi obesitas dan resistensi insulin. Berbagai kondisi ini akhirnya menyebabkan diabetes tidak terkontrol, setelah berjalan sekian waktu tanpa diketahui, biasanya baru terdeteksi setelah diabetes tersebut menimbulkan berbagai kerusakan, terutama kerusakan pembuluh darah dan saraf. Efeknya dapat dirasakan di mata, jantung, otot, ginjal dan bagian mana saja di seluruh tubuh. Atau mulai disadari ketika mudah mengalami berbagai infeksi seperti infeksi paru-paru, kulit dan sebagainya, dan relatif lebih lama atau lebih sulit disembuhkan.
- Bila telah terjadi berbagai dampak bahkan komplikasi, produktivitas kerja tentu akan terganggu.
- Demikian pula keluarga akan mengalami langsung dampaknya. Apalagi jika ini mempengaruhi kondisi keuangan keluarga. Belum lagi dampak psikologis yang ditimbulkannya.
Bagaimana dengan fakta bahwa 2/3 penderita diabetes adalah masyarakat perkotaan? Yang pertama terlintas tentunya pengaruh gaya hidup perkotaan yang dimanjakan dengan berbagai fasilitas transportasi yang telah mengikis kebiasaan berjalan kaki, jenis pekerjaan terutama dilakukan di dalam ruangan, baik di kantor maupun pabrik. Di pihak lain pesatnya perkembangan kuliner yang sangat disayangkan justru lebih banyak yang tinggi lemak, gula dan garam. Orang cenderung makan lebih dari yang dibutuhkan, baik dari segi jumlah maupun frekuensi.
Fakta terakhir menegaskan kembali pentingnya keluarga untuk saling mengingatkan dalam hal pemeriksaan kesehatan. Jika tanpa keluhan, minimal setahun sekali perlu dilakukan pemeriksaan kesehatan, termasuk deteksi dini diabetes dengan pemeriksaan gula darah. Jika pada pemeriksaan terakhir didapati hasil yang mendekati batas angka normal, maka perlu evaluasi sedikitnya 1 bulan kemudian. Tidak sedikit orang yang mencapai usia 40 tahun tanpa pernah mengetahui berapa angka gula darahnya. Atau mereka yang telah mendapatkan peringatan dari dokter, tapi tidak kembali untuk melakukan evaluasi dengan alasan yang berbeda. Sekali lagi keluargalah yang dapat mengambil peranan dalam situasi ini.
Diabetes bukan penyakit yang datang dan segera pergi. Sekali orang dinyatakan diabetes, dia tidak pernah akan sembuh dari diabetes. Yang sangat mungkin dilakukan adalah menjadikan diabetesnya terkontrol. Bisa saja obat yang menjadikannya terkontrol, tapi tidak mustahil pola hidupnya yang menyelamatkannya dari berbagai dampak buruk diabetes.
Jangan lupa, orang dapat hidup sehat dengan diabetes. Kuncinya adalah pemahaman, evaluasi dan pengendalian. Sumber daya utamanya adalah keluarga.