Fakta Kelelawar Adalah Penyebar Virus
Wabah penyakit saluran napas yang disebabkan oleh virus corona (2019 ncov) mau tidak mau menyadarkan kembali kepada kita, betapa penting menjaga keseimbangan dalam ekosistem, dalam hal ini terutama hubungan antara manusia dan kelelawar yang telah sekian lama diketahui sebagai perantara utama dari beberapa penyakit zoonotik virus maupun mikroorganisma lainnya.
Penyakit zoonotik virus adalah penyakit yang disebabkan oleh virus, namun ditularkan oleh perantaraan hewan bertulang belakang (vertebrata) kepada manusia atau sebaliknya. Penyakit zoonotik virus yang disebabkan oleh kelelawar beberapa kali telah menyebabkan masalah yang sangat serius karena mengakibatkan pandemi ke banyak negara dengan berbagai tingkat fatalitas. Celakanya beberapa di antaranya merupakan penyakit virus dari jenis yang serupa namun telah bermutasi menjadi virus yang sifatnya tidak lagi sama. Dunia berkali-kali harus dikejutkan dengan penyakit virus yang baru. Namun sekali lagi, ada benang merah yang sama, yaitu kelelawar sebagai vektor utamanya.
Kelelawar sebagai inang, menyebarkan virus tersebut melalui beberapa cara:
- Langsung melalui luka gigitan atau cakaran, kepada inang barunya, yang terutama adalah binatang. Namun mutasi menyebabkan virus tersebut dapat berkembang dan mempunyai kemampuan untuk hidup dalam tubuh manusia.
- Melalui binatang perantara lainnya, seperti anjing, kucing, babi, kambing, kuda yang memakan sisa buah yang ditinggalkan oleh kelelawar, atau rumput dan makanan lain yang telah terkontaminasi oleh kotoran kelelawar.
- Kelelawar adalah mamalia terbang yang berperan penting pada penyerbukan tanaman tertentu.
- Kelelawar merupakan mamalia dengan jenis terbanyak, yaitu hampir 1000 jenis. Tidak semuanya menyebabkan penyakit zoonotik.
- Habitat kelelawar terutama adalah di dalam hutan, berkelompok di dalam gua, batu karang atau bergelantungan di pohon-pohon.
- Ada jenis kelelawar pemakan buah, bunga, binatang maupun mengisap darah.
- Kelelawar dapat terbang sangat jauh untuk mencari makanannya.
- Mereka mencari makan di malam hari dan tidur pada siang hari.
- Perusakan habitat kelelawar terutama oleh manusia mengakibatkan mereka kekurangan makanan dan harus mencari habitat baru.
- Berbagai organisme penyebab penyakit dapat hidup dalam tubuh kelelawar, termasuk penyebab rabies.
- Hindari kontak dengan kelelawar, baik yang sehat, sakit, terluka atau mati, kecuali Anda adalah orang yang sudah terlatih.
- Jangan membiarkan buah sisa gigitan kelelawar tergeletak sembarangan, demikian juga jika Anda menemukan bangkai kelelawar. Ini untuk mencegahnya dimakan oleh binatang. Di negara maju, setelah bangkai kelelawar dimasukkan ke dalam plastik berlapis tanpa menyentuhnya secara langsung, tutup rapat dan dibuang pada tempat khusus dan akan dikumpulkan oleh petugas khusus.
- Ada protokol dan edukasi khusus yang seharusnya dimiliki oleh mereka yang hidup berdekatan dengan koloni kelelawar, baik penduduk secara umum, maupun mereka yang memiliki ternak atau binatang peliharaan yang berpotensi mengalami kontak dengan kelelawar.