Waspada Gelombang 3: Belajar dari Sejarah Abad Lalu Pandemi Flu Spanyol 1918
Sumber: Barak yang diperuntukkan penderita flu Spanyol di Camp Funston, Kansas, 1918.(Otis Historical Archives, National Museum of Health and Medicine)
Tahun 1918, dunia diguncang wabah flu mematikan yang dikenal dengan flu Spanyol. Sejarah ini menunjukan bahwa kehidupan manusia tidak terlepas dari pademi. Semakin maju dunia kedokteran, maka pandemi akan terus ada dan belum diketahui kapan akan berakhir. Flu Spanyol merupakan salah satu pandemi terburuk yang pernah terjadi dan sudah menelan korban hingga 100 juta nyawa antara tahun 1918 dan 1920
Itu sebabnya pandemi Flu Spanyol disebut juga sebagai “the mother of all pandemics”. Bahkan disebutkan dalam riset jurnalis BBC World Service Fernando Duarte, flu Spanyol menewaskan lebih banyak orang daripada korban Perang Dunia I. Kini sudah lebih dari 100 tahun lalu, seluruh dunia kembali dihantam pandemi yang tak kalah dahsyatnya, yakni serangan virus SARS-CoV-2. Hampir seluruh negara juga kesulitan untuk keluar dari dampak yang ditimbulkan serta korban yang terus berjatuhan.
Namun, banyak hal yang dapat kita pelajari dari pandemi flu Spanyol. Setidaknya apa yang tercatat sebagai sejarah tentang pandemi Flu Spanyol ini, dapat memberikan pemahaman tersendiri dan memotivasi kita untuk berusaha melakukan yang terbaik agar bisa menghentikan pandemi ini. Berikut ini beberapa catatan tentang flu Spanyol:
1. Flu Spanyol terjadi pada era ketika dunia kedokteran belum dapat mengidentifikasi virus
Virus ini menyebar melalu saluran pernafasan sehingga saat itu sudah diarahkan untuk menggunakan masker. Pentingnya menggunakan masker telah mengalami banyak perkembangan, oleh karena itu kesadaran bermasker sudah cukup penting dan tidak masalah untuk saat ini.
2. Karantina dirumah selama terinfeksi
Sebelum mengetahui tentang terapi dan vaksinasi, pandemi saat itu sudah mengandalkan karantina. Mereka yang terinfeksi lebih banyak dikurung di dalam rumah sendiri tanpa ada bantuan atau perawatan yang memadai. Sehingga saat ini banyak sekali alternatif yang dapat dilakukan untuk mencegah terhadap pandemi dan sangat penting, yaitu melakukan vaksinasi.
3. Asal mula penyebaran virus berasal dari prajurit di masa perang dunia I
Penyebaran disebabkan oleh prajurit yang pergerakan antar wilayah dan adanya aktifitas bisnis dan wisata. Pentingnya kemampuan, kesadaran dan wawasan masyarakat dapat membantu menghambat/memutus rantai penularan. Sehingga bisa lebih mengetahui apa yang dirasakan dan apa yang bisa dihentikan hingga tidak mengadalkan orang lain.
4. Mutasi Virus
Sama hal nya seperti saat ini, virus sangat cepat sekali bermutasi dan hasil mutasinya ini yang sebarkan oleh para prajurit kala itu. Dunia kedokteran belum cukup mumpuni untuk mengatasi penyebab mutasi ini sehingga virus lebih cepat menular ke setiap orang.
5. Sanitasi yang buruk
Saat ini manusia semakin banyak dan tempat tinggal semakin padat, hingga kualitas sanitasi menurun dan kesadaran akan pentingnya sanitasi dapat membantu mencegah penularan.
Semakin tingginya teknologi dan meningkatnya kemampuan tenaga kesehatan dapat mempengaruhi terhadap kematian. Namun disini yang lebih terpenting adalah bagaimana caranya agar bisa mencegah kesakitan dari virus tersebut. Karena dengan terinfeksinya virus yang tidak menyebabkan kematian bukan berarti sembuh sempurna dan masih ada kemungkinan untuk membawa virus tersebut. Cukup banyak pasien yang dinyatakan sembuh tapi mengalami kemunduran tingkat kesehatan jangka panjang bahkan permanen.
Kalau sudah seperti ini, tidak mungkin dilakukan oleh pemerintah dan tenaga kesehatan saja. Pentingnya individu mengambil bagian. Setidaknya dengan mentaati semua panduan protokol kesehatan kita bisa mengurangi penyebaran virus dan memperkuat diri sendiri dari bahaya virus ini.