Klik Untuk Menilai Artikel ini
[Total: Rata-rata: ]

Tips Mengantisipasi Kanker Yang Benar

 

Kanker telah menjadi momok dalam masyarakat. Bukan hanya karena angka kematian akibat kanker yang tinggi dan terus meningkat, tetapi berbagai konsekuensi yang timbul setelah didiagnosa menderita kanker, seperti perubahan kualitas hidup dan mahalnya biaya pengobatan. Tidak ada seorang pun yang dapat memastikan dirinya terhindar dari kanker. Peduli dan berusaha memperkecil risiko adalah cara bijaksana yang dapat dilakukan.

Kanker adalah hasil perubahan/mutasi dari sel normal yang ada dalam tubuh manusia. Kanker tidak selalu berbentuk benjolan/tumor, misalnya pada fase awal kanker darah atau leukemia. Perubahan dan perkembangan  sel  leukemia terlihat dari perubahan komposisi sel darah serta perubahan molekuler. Maka menjadi persoalan dan tantangan bagi semua pihak untuk mengurangi angka kejadian kanker atau setidaknya bila terjadi dapat dikenali sedini mungkin untuk mendapatkan hasil yang seoptimal mungkin.

Beberapa cara untuk mengetahui ada/tidaknya tanda awal perubahan sel ke arah kanker (sel pra kanker) atau apakah ada sel kanker yang mulai berkembang misalnya dengan deteksi tumor marker atau screening berkala dengan pemeriksaan hapus vagina, mamografi, USG, dan lain-lain merupakan langkah yang sangat baik namun terbatas daya jangkaunya, baik karena faktor biaya maupun keterbatasan fasilitas. Karena itu setiap orang perlu melindungi dirinya dengan memahami dan melakukan langkah apa saja yang bisa dilakukan secara mandiri, antara lain:

- Kenali dan batasi pengaruh berbagai faktor risiko kanker pada diri Anda:  faktor genetik, pola makan tidak sehat (makanan berpengawet, atau menggunakan bahan kimia lain dalam jangka waktu lama sehingga dapat memicu mutasi sel, makanan yang diproses dengan dibakar), terpapar pada lingkungan yang dapat memicu kanker misalnya karena banyak terdapat logam berat, kebiasaan buruk seperti merokok dan minum alkohol berlebihan, tidak memproteksi diri dari hubungan seksual yang berisiko menularkan virus penyebab kanker, dan lain-lain.

Baca Artikel Lainnya :   Menjadi Lansia Yang Bahagia

- Vaksinasi tersedia pada beberapa jenis kanker seperti hepatitits B untuk mencegah kanker hati dan HPV untuk kanker serviks.

- Pada kondisi khusus misalnya beberapa jenis kanker yang umum terjadi pada kelompok tertentu dianjuran untuk melakukan pemeriksaan berkala sebagai skrining pada usia tertentu. Mungkin terdapat sedikit perbedaan, dan perlu dilakukan lebih dini bila mempunyai risiko lebih tinggi (ada riwayat kanker dalam keluarga, penderita HIV+). Tetapi secara umum kira-kira seperti berikut : pria  melakukan skrining kanker prostat setelah mencapai usia 50 tahun. Wanita melakukan skrining terhadap kanker payudara pada usia 40. Pada usia 45-54 tahun melakukan mamografi setiap tahun, tetapi di atas usia 55 tahun dapat dilakukan tiap 2 tahun. Untuk kanker leher rahim wanita berusia 21-29 tahun perlu menjalani tes pap smear setiap 3 tahun sekali. Jika hasilnya abnormal, maka diperlukan tes lanjutan yaitu HPV.  Wanita berusia 30-65 tahun perlu menjalani pap smear dan tes HPV yang dilakukan setiap 5 tahun sekali.  Wanita berusia 65 tahun ke atas yang telah menjalani tes pap secara berturut-turut selama 10 tahun terakhir dengan hasil normal bisa berhenti melakukan tes. Perokok atau riwayat merokok dalam 15 tahun terakhir dianjurkan pula untuk melakukan skrining kanker paru-paru.

Lakukan konsultasi dengan dokter bila Anda merasakan perubahan pada tubuh Anda yang mungkin mengarah pada kanker, terutama bila Anda memang mempunyai risiko, misalnya: batuk berdarah, perubahan pola BAB dalam kurun waktu cukup lama dan lebih sering adalah diare, penurunan berat badan yang cukup signifikan tanpa sebab jelas, badan terasa lemas untuk periode cukup lama, sakit kepala cukup hebat pada lokasi yang sama, dan lain-lain. Walaupun mungkin saja merupakan gejala penyakit lainnya, tapi yang terbaik adalah memastikannya dengan dokter Anda untuk mendapatkan penanganan yang tepat dan sesegera mungkin.

Baca Artikel Lainnya :   Peran Komunitas Dalam Memerangi Hiv-aids: Antagonis Atau Protagonis?
 

Tinggalkan Komentar Anda