Kulit Gelap Bekas Luka: Dapatkah Normal Kembali?
Ini adalah pertanyaan yang sering dilontarkan oleh mereka yang baru mengalaminya. Sembuh dari luka besar atau kecil, apapun penyebabnya tentu menggembirakan. Namun jika meninggalkan bekas menghitam, apalagi di area kulit yang terbuka terutama wajah, tentu akan menjadi masalah baru. “Apakah bisa hilang?”… “Berapa lama?”. Kira-kira ini pertanyaan yang timbul. Kondisi menjadi semakin serius ketika luka lama belum hilang, sudah timbul lagi bekas luka baru. Ini biasa terjadi pada luka gigitan nyamuk dan bekas jerawat.
Dalam bahasa medis kulit gelap setelah luka sembuh disebut dengan hiperpigmentasi pasca inflamasi (HPI). Dapat terjadi pada semua tipe kulit, namun lebih sering pada kulit berwarna seperti penduduk Afrika Amerika, Hispanik/Latin, Asia, dan Timur Tengah.
HPI dapat ditimbulkan oleh:
- Infeksi
- Alergi, misalnya terhadap gigitan serangga atau dermatitis kontak (perhiasan, detergen, dll)
- Beberapa jenis penyakit dengan karakter adanya benjolan kulit atau penumpukan kulit misalnya psoriasis
- Akibat pengobatan tertentu yang menimbulkan reaksi hipersensitif
- Iritasi/kerusakan kulit oleh zat kimia atau zat iritan lain
- Prosedur tertentu seperti laser
- Luka bakar, dll.
Yang terjadi sesungguhnya adalah berubahnya warna pigmen melanin. Ketika terjadi trauma atau luka, tubuh akan melakukan mekanisme pertahanan dengan menimbulkan inflamasi. Bersama dengan peristiwa ini juga terjadi pembentukan melanosit besar-besaran di sekitar lokasi. Pada akhirnya melanosit ini akan “dibersihkan” (difagosit) oleh melanofag dan justru menghasilkan tampilan warna yang lebih gelap. Jika terjadi pada lapisan epidermis (permukaan paling luar kulit) akan terlihat kecoklatan. Tapi pada lapisan dermal yang lebih dalam akan tampak biru-keabuan. Mengapa kulit berwarna lebih sering mengalaminya adalah karena pada kulit berwarna, melanosomnya lebih besar dan tersebar. Karena itu, sebagai penduduk Asia, masalah HPI ini cukup mengganggu bagi kita. Menunggunya menghilang hingga hitungan tahun rasanya bukan waktu yang singkat.
HPI merupakan salah satu alasan orang mendatangi dokter kulit. Dan pemberian obat oles dengan kandungan khusus dapat membantu mempercepat proses penyembuhannya menjadi beberapa bulan. Tergantung berapa dalam lokasi hiperpigmentasinya. Studi memperlihatkan perbaikan pada sekitar 12 minggu.
Untuk membantu proses penyembuhan, ada beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain:
- Gunakan tabir surya, pakaian atau alat pelindung seperti topi, payung, dll.
- Cukupi kebutuhan vitamin D harian dari makanan maupun suplemen hingga mencapai 1000 IU/hari. Makanan yang mengandung vitamin D misalnya adalah ikan salmon, minyak hati ikan, susu atau sejenisnya terutama yang telah diberi tambahan vitamin D. Untuk memastikannya kecukupannya dapat ditambah dengan tablet vitamin D2 atau D3.
- Vitamin C atau antioksidan lain seperti EGCG (epigallocatechin gallate) yaitu ekstrak utama daun teh hijau juga baik untuk kesehatan kulit terutama dalam masa penyembuhan. Selain dari buah dan sayuran, Anda dapat menambahkannya dalam bentuk suplemen yang telah diformulasikan khusus mengandung kedua zat tersebut.
- Hati-hati menggunakan krim topikal apapun yang justru dapat menyebabkan hiperpigmentasi.
Jika Anda mengetahui kulit Anda bersifat sensitif dan memiliki riwayat alergi dan mudah timbul bekas luka yang lama hilang, pencegahan akan lebih baik. Hindari kemungkinan luka, berhati-hati dalam menggunakan produk kulit apapun, gunakan pelindung ketika melakukan aktivitas atau berkontak dengan zat tertentu, jangan mengutak-atik luka yang akan menyebabkannya terinfeksi dan kondisinya lebih buruk, serta tindakan-tindakan lainnya yang mungkin berbeda bagi tiap orang.