Klik Untuk Menilai Artikel ini
[Total: Rata-rata: ]

Yuk Kenali TBC Lebih Dalam

Siapa tidak pernah mendengar penyakit TBC? Cukupkah pengetahuan kita untuk dapat mengambil peranan dalam pemberantasan TBC di sekitar kita? Atau setidaknya menghindarkan diri kita dari penyakit tersebut? Atau jangan-jangan TBC tidak dapat dihindari? Lalu kalau sudah tertular, apakah dapat sembuh?

24 Maret adalah hari TBC sedunia. Beramai-ramai orang membicarakan TBC terutama media. Pemerintah dari pusat hingga daerah melakukan berbagai kegiatan untuk peringatan sekaligus mengedukasi masyarakat tentang TBC. Pertanyaannya setelah itu apakah ada hasilnya? Kenyataan menunjukkan peringkat Indonesia dalam jumlah pengidap TBC menunjukkan hal sebaliknya. Saat ini negara kita menduduki peringkat dua terbanyak pengidap TBC di dunia. Haruskah kita menggeser posisi India dan menjadi negara terbanyak pengidap TBC? Bila tidak, siapa yang harus bertindak? Lebih baik kita tidak perlu berusaha mencari siapa yang harus bekerja paling keras, tetapi mari kita mulai mencari apa yang dapat kita lakukan untuk tercapainya target Indonesia bebas TBC tahun 2050.

Pengetahuan tentang TBC harus kita pahami  dengan cara sesederhana mungkin agar menjadi sesuatu yang mudah dibicarakan dalam kehidupan sehari-hari dan memungkinkan  penyebaran informasi sebanyak mungkin dan secepat mungkin dalam masyarakat. Berangkat dari keinginan tersebut, mungkin anda tertarik untuk melakukan tes pengetahuan TBC berikut ini. Mengetahui cukup pedulikah anda terhadap pemberantasan TBC sekaligus menambah pengetahuan untuk menjadi penyampai informasi yang handal. Yuk coba jawab pertanyaan di bawah ini:

  1. Sebutkan seorang tokoh nasional/publik figur yang meninggal karena TBC?
  2. Batuk darah adalah gejala awal TBC, benar/salah?
  3. Bagian tubuh mana yang paling banyak diserang oleh bakteri TBC?
  4. Bila seseorang mengalami nyeri sendi, mungkinkah itu karena TBC?
  5. Minum obat sesuai anjuran dokter dengan teratur, cuti dahulu sampai sembuh agar tidak menular kepada orang lain, mencari siapa yang menularkan penyakit tersebut, memeriksakan seluruh penghuni rumah apakah ada yang juga terinfeksi TBC, langsung melakukan pengobatan tanpa ragu untuk mempercepat proses penyembuhan dan mencegah komplikasi. Tindakan berikut ini harus dilakukan apabila seseorang didiagnosa terinfeksi TBC, kecuali?
  6. Tingginya angka kematian akibat TBC membuktikan bahwa TBC adalah penyakit yang sangat sulit disembuhkan, benar/salah?
  7. Mengurangi risiko terkena TBC dapat dilakukan dengan cara? pola makan sehat, vaksinasi BCG, olah raga teratur, memakai masker ketika berada di kendaraan umum dan pernyataan di atas semuanya benar.
  8. TBC paru sebaiknya ditangani oleh dokter spesialis paru saja, benar/salah?
  9. Salah satu penyebab sulitnya menangani TBC adalah kaitannya dengan HIV, benar/salah?
  10. Kenyataan peringkat Indonesia sebagai negara dengan penderita TBC terbanyak di dunia semakin meningkat, hal ini semata-mata merupakan kesalahan pemerintah dan dunia kesehatan kita benar/salah?
Baca Artikel Lainnya :   Yuk Kenali Penyakit Paru Obstruktif Kronik

Nah kalau kamu sudah mencoba menjawab semua pertanyaan ini, coba deh cocokan dengan kunci jawaban di bawah ini, kira-kira benar engga ya jawaban kalian? Let’s try!

Kunci  Jawaban:

  1. Jenderal Sudirman adalah tokoh pahlawan kita yang terhenti perjuangannya bukan oleh penjajah, tetapi oleh TBC. Bila anda mencari lebih banyak lagi maka mungkin anda akan terkejut dengan kenyataan bahwa pada era modern seperti sekarang pun masih banyak orang yang harus menyerah terhadap penyakit ini. Bahkan mereka yang punya segala akses yang memungkinkan untuk mendapatkan kesembuhan. Mengapa ini bisa terjadi? Banyak hal yang dapat disebut sebagai jawaban, tetapi sesungguhnya mungkin bukan hanya satu melainkan menyangkut banyak hal yang dapat saling mempengaruhi. Dengan mengikuti jawaban-jawaban pertanyaan berikut, semoga anda memperoleh gambaran lebih jelas tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan TBC.
  2. Salah, batuk darah memang merupakan salah satu gejala TBC yang menyebabkan orang mulai curiga dengan kemungkinan TBC dan mendatangi dokter. Tetapi bukan merupakan gejala awal, malah dapat dikatakan sedikit terlambat. Gejala awal biasanya berupa: Batuk berbagai derajat, kadang hanya rasa tidak nyaman di tenggorokan yang menyebabkan ingin berdehem atau batuk kecil tetapi berlangsung lama dan tidak sembuh dengan obat batuk biasa hingga lebih dari 2 minggu. Sepanjang batuk berlangsung badan terasa tidak sehat, seperti timbul meriang kemudian berkeringat terutama di malam hari. Demam seringkali tidak tinggi, hanya menimbulkan perasaan panas dingin. Nafsu makan menurun sehingga bila tidak disadari hingga lebih dari 1 bulan sering kali telah terjadi penurunan berat badan yang cukup berarti selama periode tersebut.
  3. TBC paru, hal ini menyebabkan sebagian orang masih mengira tbc hanya terbatas di paru-paru saja. Kenyataannya TBC dapat menyerang seluruh tubuh. Seorang ahli menegaskan hanya rambut, kuku dan gigi saja yang bebas dari serangan TBC. Tbc paru ditularkan melalui udara yang mengandung percikan liur yang mengandung kuman TBC, karena itu relatif lebih mudah menyebar dibandingkan dengan jenis TBC ekstra paru. Prinsip ini sesungguhnya dapat digunakan untuk mengurangi angka penderita baru yaitu dengan mengurangi penyebaran kuman lewat udara serta perlindungan diri terhadap udara yang terkontaminasi terutama di tempat umum (dapatkah anda membantu menyebutkannya?)
  4. Mungkin saja, walaupun radang sendi karena TBC tidak sebanyak radang sendi yang disebabkan oleh asam urat dan rematik. Terutama bila memang orang tersebut diketahui sedang mengidap TBC paru, sangat mungkin menyebar ke daerah sendi.
  5. B, pasien TBC yang baru memulai pengobatan memang harus diistirahatkan di rumah. Secara teori bila berobat dengan benar dan teratur, setelah 2 minggu minum obat kuman sudah tidak ditemukan lagi di dalam air liur yang berarti tidak lagi berbahaya bagi lingkungan maupun dirinya sendiri terhadap kemungkinan penularan ke luar paru. Jadi sudah tidak perlu lagi cuti lebih lama, kecuali ada komplikasi lain yang tidak memungkinkannya bekerja. Alasan ini pula yang harus diketahui perusahaan maupun seluruh karyawan di Indonesia, jangan khawatir akan dipecat dari pekerjaan karena UU ketenagakerjaan No.13 tahun 2003 pasal 93 menjamin hal ini. Adapun butir A tentang kepatuhan berobat sangatlah penting. Tidak 1 hari pun boleh terlewatkan tanpa obat karena akan menyebabkan pengobatan tidak efektif dan kemungkinan terburuk adalah terjadinya resistensi obat sehingga harus diganti dengan pengobatan lain yang lebih banyak jenis obatnya, lebih lama ( minimal 20 bulan) dan lebih mahal. Terkadang harus dilakukan penyuntikan setiap hari selama berbulan-bulan. Butir C tentang mencari penular juga sangat penting untuk mengobati orang tersebut serta memutus rantai penularan. Butir D juga tidak kalah penting karena ada kemungkinan orang-orang yang tinggal serumah atau satu ruangan kerja juga telah tertular sehingga harus mendapatkan pengobatan serta menuntaskan semua kemungkinan penularan. Butir E juga tepat karena pengobatan TBC lebih cepat lebih baik. Tidak ada lagi alasan penundaan karena pengobatan dapat dilakukan gratis di puskesmas dan segala yang berhubungan dengan tehnis pengobatan dapat dikomunikasikan dengan dokter.
  6. Salah, 95 % TBC dapat disembuhkan dengan syarat: Mendatangi fasilitas kesehatan yang melakukan pengobatan yang sudah distandarisasi oleh departemen kesehatan. Untuk saat ini seluruh puskesmas yang melakukan pengobatan TBC telah distandarisasi oleh pemerintah. Patuh terhadap pengobatan tanpa 1 hari pun tidak mengkonsumsi obat. Menjalin komunikasi yang baik dengan dokter untuk mengomunikasikan semua hal yang berhubungan dengan proses pengobatan baik itu efek samping, keluhan tambahan dll sehingga tidak terjadi putus obat.
  7. E, pada butir A dan C adalah salah satu usaha untuk meningkatkan daya tahan tubuh yang dapat membantu tubuh melawan kuman TBC yang masuk dalam tubuh. Butir B terutama diberikan kepada bayi yang daya tahannya masih sangat lemah. Sudah merupakan program wajib pemerintah. Sayangnya sebagian masyarakat masih belum sadar akan pentingnya vaksin BCG sejak dini, sebagian lagi menolak karena alasan pribadi. Ini adalah faktor-faktor penyulit dalam usaha pemberantasan TBC. Butir D merupakan tindakan penderita untuk mencegah penularan kepada orang lain serta dapat dilakukan oleh siapa saja yang masih sehat untuk melindungi dirinya dari TBC, terutama bila berada di tempat umum yang tidak baik sirkulasi udaranya dan kurang mendapatkan cahaya matahari yang sesungguhnya baik untuk membunuh kuman.
  8. Salah, tingginya angka penderita TBC di Indonesia membutuhkan keterlibatan seluruh tenaga medis. Karena itu tidak dapat dibebankan hanya kepada dokter spesialis paru saja. Lebih dari 90% puskesmas telah dibekali dan distandarisasi untuk melayani pengobatan TBC, demikian juga dokter-dokter di fasilitas kesehatan swasta banyak yang telah distandarisasi. Selain itu TBC yang dapat mengenai organ mana saja seperti tulang, otak, saluran cerna dll memang membutuhkan penanganan dokter di bidangnya masing-masing.
  9. Benar, HIV juga salah satu penyebab meningkatnya angka pengidap TBC di Indonesia karena seperti kita ketahui jumlah HIV di di negara kita juga mengalami penambahan berarti. Penderita HIV yang kemungkinan mengalami penurunan daya tahan akan lebih mudah terinfeksi TBC, seperti halnya pada orang yang kekurangan nutrisi. Karena itulah kebijaksanaan pemerintah saat ini adalah melakukan pemeriksaan TBC pada semua orang yang terdiagnosa HIV, demikian pula sebaliknya semua yang diketahui mengidap TBC harus dilakukan pemeriksaan HIV yang semuanya dapat dilakukan di puskesmas dengan biaya Rp 2.000,- atau sebagian digratiskan.
  10. Salah, setelah mengikuti rangkaian pertanyaan dan jawaban di atas pasti telah mendapatkan gambaran betapa pentingnya keterlibatan seluruh masyarakat dari pejabat tertinggi, tenaga medis, perusahaan dan seluruh masyarakat lainnya untuk ikut melakukan segala hal yang bertujuan mencegah tertular TBC, menyembuhkan yang sakit serta memutus rantai penularan.
Baca Artikel Lainnya :   4 Cara Cepat Mengusir Batuk Pilek Dalam Semalam

Kesimpulan  Berdasarkan Jumlah  Poin Yang Diperoleh:

1-3           :

Anda masih harus banyak mencari informasi tentang TBC. Terima kasih telah mencoba. Anda telah terlibat dalam program Indonesia  bebas TBC 2050.

4-6          :

Sebagai orang di luar lingkaran utama pemberantasan TBC anda telah menunjukkan perhatian dan kepedulian yang cukup tinggi. Terus mendapatkan info sebanyak mungkin sambil mulai menceritakan kepada orang-orang di sekitar anda. Indonesia sangat memerlukan anda.

7-8           :

Pencapaian anda luar biasa. Jangan berhenti di sini. Terus menambah info apa saja yang berhubungan dengan TBC dan tularkan kepada siapa saja yang ada di sekitar anda.

9-10         :

Anda sepertinya memang sangat memperhatikan kesehatan. Kepedulian anda sudah tingkat tinggi. Yuk terus terlibat dalam edukasi masyarakat untuk tercapainya Indonesia dengan hanya 1 pengidap TBC di tahun 2035. Tanpa orang-orang seperti Anda rasanya mustahil akan terwujud.

 

Tinggalkan Komentar Anda