Cedera Saat Olahraga? Kenali Ciri-ciri Cedera Tendon Achilles Dan Cara Mengatasinya!
Cukup banyak tren baru muncul di era pandemi, salah satunya adalah tren berolah raga yang memang mengalami peningkatan. Di antara sekian banyak olah raga yang dipilih, kelihatannya lari dan bersepeda adalah yang paling banyak diminati. Tujuannya mungkin untuk meningkatkan kesehatan atau sekedar mengisi waktu dengan hobi baru. Apapun itu, tentunya diharapkan bersifat positif dan mendatangkan manfaat. Namun karena sebagian orang baru mulai melakukannya, kemudian timbul masalah-masalah yang sebenarnya dapat dihindari.
Salah satunya adalah cedera. Hal ini dapat disebabkan oleh:
- Belum terbiasa dan dilakukan tanpa latihan bertahap sehingga otot tertentu mengalami regangan berlebihan.
- Gerakan repetitif/berulang pada otot yang sama terus-menerus dengan beban cukup berat.
- Gerakan yang salah.
- Perlengkapan yang tidak sesuai terutama sepatu, menyebabkan posisi otot yang tidak nyaman.
- Adanya masalah otot/tulang sebelumnya, namun tidak dikenali.
Salah satu cedera otot yang cukup sering terjadi adalah pada tendon Achilles. Merupakan tempat menempelnya otot betis pada tulang tumit. Sesungguhnya merupakan berkas ujung otot yang cukup tebal dan kuat. Secara teori dapat menahan beban setara dengan berat hingga ratusan kilogram. Namun statistik menunjukkan 18 dari 100.000 orang mengalami ruptur atau putusnya tendon Achilles setiap tahun. Tanpa mengetahui risiko yang ada serta beraktivitas dengan kurang hati-hati, tidak mustahil angka ini dapat meningkat cukup signifikan ditahun 2020 ini.
Memang bukan hanya olah raga yang dapat menyebabkan kondisi ini, dapat juga diakibatkan karena terjatuh sehingga pergelangan kaki terkilir, atau karena faktor usia, di mana pada orang tertentu terjadi penurunan aliran darah ke area tersebut mengakibatkan kerusakan tendon dan menjadi rapuh. Ruptur dapat terjadi spontan.
Jika Anda merasakan nyeri cukup hebat pada bagian bawah betis di atas tumit, terutama ketika sedang berolah raga atau pergelangan kaki Anda terkilir, ruptur tendon Achilles mungkin perlu dipikirkan. Beberapa tandanya adalah:
- Nyeri hebat
- Pada saat kejadian dapat disertai bunyi ‘pop’
- Bengkak (tidak semua bengkak berarti ruptur)
- Tidak dapat berjinjit, bukan hanya karena nyeri, tapi memang otot Anda tidak dapat melakukannya. Gerakan naik dan turun tangga juga akan terasa sulit dan menyakitkan.
Tindakan apa yang pertama harus Anda lakukan ketika mengalami kejadian seperti ini?
- Berikan kompres dingin dengan es pada area tersebut untuk mengurangi peradangan.
- Anda dapat minum obat pereda nyeri seperti parasetamol.
- Jangan memberikan beban pada area tersebut. Jika perlu, Anda dapat berjalan dengan bantuan tongkat.
Untuk memastikan apakah memang terjadi ruptur, Anda perlu berkonsultasi dengan dokter. Beberapa pemeriksaan luar dapat dilakukan untuk memperkuat/melemahkan dugaan. Pemeriksaan yang dapat memastikannya adalah dengan melakukan pemeriksaan penunjang seperti MRI.
Sedangkan prinsip dari penatalaksanaannya adalah memilih di antara 2 opsi, operasi untuk menyambung kembali tendon yang putus, atau dengan cara nonoperasi. Cara operasi memang lebih cepat, namun seperti halnya tindakan operasi lainnya, terdapat risiko seperti infeksi dll.
Selain mempertimbangkan juga faktor biaya, ternyata tindakan nonoperasi memberikan hasil yang setara, walaupun memang membutuhkan waktu lebih panjang untuk pemulihannya. Ini tidak hanya dinilai dari hasil pemulihan, tapi juga angka kekambuhannya.
Dokter mungkin akan melakukan pemasangan gips, atau meminta Anda memakai sepatu khusus untuk mendapatkan hasil optimal. Sepatu ini akan mempertahankan kaki Anda pada posisi tertentu yang lebih ideal untuk proses penyambungan.
Anda dapat melakukan aktivitas dengan beberapa penyesuaian, yang justru baik untuk menjaga otot dan sendi. Dalam beberapa bulan proses penyembuhan, jika Anda terlalu membatasi gerak tungkai justru dapat menyebabkan atrofi otot. Masa otot Anda akan berkurang dan kelihatan lebih kecil.
Prinsip mencegah lebih baik daripada mengobati sangan relevan dengan kondisi ini. Alangkah baiknya beraktivitas dengan baik dan benar untuk mendapatkan manfaat optimal tanpa risiko cedera atau kerugian lainnya. Tidak hanya olah raga, berbagai aktivitas rumah tangga selama masa penerapan “jaga jarak sosial” ini mungkin juga membuat Anda melakukan lebih banyak kegiatan baru yang tidak biasa Anda lakukan sebelumnya. Semoga Anda selalu ingat untuk tetap berhati-hati, nikmati semuanya dengan cara yang benar, tanpa pemaksaan. Salam sehat!