Covid-19 Bisa Menular Melalui Makanan?
Sejak awal COVID-19 identik sebagai penyakit infeksi yang ditularkan melalui droplet, atau percikan air liur yang keluar melalui mulut ketika seseorang berbicara, batuk atau bersin. Droplet tersebut dapat langsung masuk ke dalam saluran napas seseorang yang berada di dekatnya, ketika orang tersebut sama-sama tidak mengenakan masker. Karena virus yang terbawa droplet tersebut dapat bertahan beberapa waktu di luar tubuh manusia, maka droplet yang jatuh di permukaan benda dan menempel pada tangan orang yang menyentuhnya, dapat masuk ke dalam saluran napas jika orang tersebut menyentuh wajahnya tanpa lebih dahulu mencuci tangannya dengan benar. Jalur penularan inilah yang kita ketahui selama ini.
Tidak lama setelah munculnya wabah COVID-19 di Wuhan, para dokter telah menemukan tanda-tanda infeksi di luar saluran napas. Mungkin Anda pernah mendengar istilah ACE2. Dari apa yang diketahui oleh para ahli, ACE2 ini merupakan tempat virus ini melakukan ikatan dan memungkinkannya memasuki sel manusia. Dan ACE2 ini terdapat pada jaringan paru dan usus. Karena itu tidak salah jika diduga bahwa virus ini juga dapat masuk melalui saluran cerna, tidak hanya melalui jalur pernapasan. Beberapa hal yang memperkuat keyakinan tersebut adalah:
- Sekitar separuh dari pasien COVID-19, mengalami keluhan pada saluran cerna seperti nyeri perut, muntah dan diare.
- Sebagian justru hanya mengalami gejala pada saluran cerna, tanpa gangguan saluran napas sama sekali.
- Hasil swab feses pasien COVId-19 sebagian besar juga positif.
- Pasien COVID-19 yang telah dinyatakan sembuh karena hasil swab tenggorok dan hidungnya negatif, ternyata masih dapat positif pada swab feses hingga sebulan sesudahnya.
Apa maknanya bagi kita? Ini mengingatkan kita untuk tidak hanya menjaga diri dengan sering mencuci tangan dengan sabun serta mengenakan masker, namun juga memperhatikan kebersihan makanan yang akan dimakan. Bisa saja makanan tersebut telah tercemar oleh droplet dari orang yang menyiapkan makanan tersebut, atau dari sumber lain ketika makanan tersebut sedang tersaji tanpa penutup. Jangan lupa, sama halnya dengan penyakit lain yang dapat ditularkan melalui jalur fekal-oral, maka seorang yang positif COVID-19 mungkin saja tidak membersihkan tangannya dengan benar sehabis dari toilet, kemudian mencemari makanan yang disiapkannya. Percaya atau tidak, David Brett-Major, seorang dokter spesialis penyakit infeksi mengatakan bahwa dunia sebenarnya ditutupi oleh lapisan tipis feses.
Memang saluran napas merupakan jalur utama masuknya virus. Sedangkan jalur fekal-oral ini kemungkinan adalah jalur alternatif. Jika memang demikian, artinya ada kemungkinan bukan? Maka berhati-hati tentu saja akan lebih baik. Apa yang sebaiknya Anda antisipasi?
- Utamakan makanan buatan sendiri.
- Kalau harus membeli dari luar, usahakan makan di rumah. Panaskan terlebih dahulu.
- Kalau terpaksa harus makan di luar, pilih makanan yang baru dimasak ketika dipesan, bukan siap saji.
- Pilih penjual yang memperhatikan protokol kesehatan.
Waspada bukan berarti paranoid. Ketika Anda yakin bahwa Anda telah mengikuti protokol kesehatan dengan baik, justru akan jauh dari perasaan takut dan cemas berlebihan. Salam sehat.