Klik Untuk Menilai Artikel ini
[Total: Rata-rata: ]

Saatnya Lakukan Kalibrasi Gizi Di Hari Pangan Sedunia

 

Pada tanggal 16 Oktober diambil sebagai peringatan Hari Pangan Sedunia. Ada berbagai cara dan tema yang dilakukan untuk memaknai peringatan ini. Inti besar dari semuanya adalah bagaimana semua individu memenuhi kebutuhannya akan makanan dalam jumlah dan jenis yang cukup sehingga tercapai tingkat kesehatan yang optimal.

Untuk mencapai tujuan tersebut tentu menyangkut banyak hal. Bagaimana suatu negara menjamin ketersediaan semua jenis bahan pangan dalam jumlah cukup sepanjang tahun dengan harga yang stabil, serta kemampuan setiap keluarga untuk menghadirkan semuanya di atas meja makan masing-masing.

Terlepas dari semua itu, alangkah baiknya setiap kita mendukung dengan cara menata nutrisi diri dan keluarga dengan sebaik mungkin, sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Nutrisi yang baik dan gizi yang seimbang tidak harus mahal, tetapi dapat diupayakan dengan cara yang ekonomis. Contohnya ketika harga daging naik, protein dapat diperoleh dari ikan dan tempe. Menghargai tempe sebagai produk lokal yang kaya nutrisi sekaligus ekonomis adalah salah satu kiat mencapai keseimbangan gizi secara nasional. Kiat lain misalnya dengan memilih buah-buahan yang sedang banjir di pasaran sehingga harga lebih murah.

Kalibrasi adalah proses pengecekan dan pengaturan akurasi dari alat ukur dengan cara membandingkannya dengan standar/tolak ukur. Rasanya agak berlebihan jika dipadankan dengan makna pengaturan nutrisi yang dimaksud di sini. Tapi jangan khawatir, memang bukan itu yang dimaksudkan di sini. Tapi tidak ada salahnya jika Anda coba membandingkan kebiasaan makan Anda sehari-hari dengan anjuran gizi seimbang yang ada. Jika sudah sesuai, itu luar biasa. Bagaimana jika masih belum sesuai atau bahkan sangat jauh dari ideal? Jangan khawatir, tidak ada kata terlambat untuk sesuatu yang positif bukan?

Baca Artikel Lainnya :   Cedera Saat Olahraga? Kenali Ciri-ciri Cedera Tendon Achilles Dan Cara Mengatasinya!

Ada beberapa patokan untuk gizi seimbang, yang mungkin sangat berbeda antar satu negara dengan negara lainnya. Untuk masyarakat Indonesia ada beberapa istilah dan pedoman yang dapat membantu mengingatkan setiap saat Anda makan:

Tumpeng Gizi Seimbang (TGS) yang digambarkan untuk memudahkan Anda memahami apa dan seberapa banyak jenis makanan yang baik untuk dikonsumsi setiap hari. Anda dapat melihat detailnya di website Yankes Departemen Kesehatan RI.

Berikut 8 pesan umum gizi seimbang yang dapat disederhanakan sebagai berikut:

  1. Manfaatkan kekayaan bahan makanan Indonesia dengan mengonsumsi aneka ragam makanan pokok, protein hewani maupun nabati, sayur-sayuran dan buah.
  2. Banyak mengonsumsi protein, tapi pilih yang rendah lemak.
  3. Batasi konsumsi gula, garam dan minyak. Anjuran jumlah maksimal/hari adalah gula = 4 sendok makan (50 gr), garam = 1 sendok teh (5 gr) dan minyak = 5 sendok makan (67 gr).
  4. Biasakan sarapan untuk menunjang kinerja dan aktivitas. Sarapan terbukti lebih baik efeknya terhadap berat badan karena mengurangi porsi yang berlebihan saat makan siang.
  5. Biasakan minum air putih 8-10 gelas/hari.
  6. Biasakan lebih teliti dan selektif dalam memilih makanan yang sehat, baik komposisi, kebersihan serta kesegarannya.
  7. Cuci tangan sebelum makan dengan cara yang tepat.
  8. Lakukan aktivitas fisik yang cukup dan pertahankan berat badan normal. Aktivitas fisik ringan 5 - 10 menit dan aktivitas sedang 30 menit akan membuat tubuh menjadi lebih sehat. Dianjurkan juga untuk berolahraga 3 kali seminggu.

Isi piringku merupakan gambaran jumlah jenis makanan tiap kali kita makan. Bayangkan piring Anda dibagi menjadi 2 bagian yang sama, sebelah kiri berisi 1/3 porsi lauk pauk dan 2/3 porsi makanan pokok. Sebelah kanan terdiri dari 1/3 porsi buah dan 2/3 porsi sayur.

Baca Artikel Lainnya :   Pria Lebih Rentan Terinfeksi Covid-19: Sebab Dan Antisipasinya

Gizi seimbang berarti tidak kurang dan tidak juga berlebihan. Karena itu mencapai gizi seimbang bagi Indonesia masih perlu kerja keras dan keterlibatan semua pihak. Perbaikan stunting di Indonesia (tinggi badan di bawah rata-rata umur) dari 37,2% di tahun 2013 menjadi 30,2% pada tahun 2018, tidak lantas menggembirakan karena di pihak lain obesitas mengalami peningkatan yang cukup berarti dari 14,8% pada tahun 2013 menjadi 21,8% di tahun 2018. Mari kita mulai dari diri sendiri, bersama kita akan mencapai keseimbangan nutrisi dan tubuh yang lebih sehat di masa yang akan datang.

 

 

Tinggalkan Komentar Anda