Klik Untuk Menilai Artikel ini
[Total: Rata-rata: ]

Waspada 5 Gejala Yang Disebabkan Aterosklerosis

 

Jantung ibarat mesin pompa, setiap saat tanpa henti mendistribusikan kebutuhan setiap bagian tubuh. Bahkan saat tidur pun, butuh jantung untuk mengedarkan enzim tertentu, mengatur berbagai tahap tidur. Sisa metabolisme juga digerakkan oleh jantung untuk dapat dikeluarkan dari tubuh. Fungsi jantung yang begitu vital tidak terlepas dari dukungan pembuluh darah, dari yang paling besar dan kuat untuk menerima curahan darah pertama yang keluar dari jantung, hingga yang terkecil dan terjauh yang disebut kapiler.

Selama bertahun-tahun pembuluh darah dilalui oleh darah yang membawa berbagai macam zat di dalamnya, sebagian ada yang menempel di dinding pembuluh darah dan membentuk plak. Plak inilah yang menyebabkan pembuluh darah menjadi lebih kaku serta mengecil diameternya. Inilah yang dimaksud dengan aterosklerosis. Belum ada teori pasti tentang terbentuknya plak. Tapi diketahui kecenderungan mulai timbulnya plak adalah karena lapisan dalam pembuluh darah yang mengalami cedera atau perubahan karakter karena berbagai faktor seperti merokok, lemak terutama kolesterol dan trigliserid, gula darah dan hipertensi. Suatu saat plak ini dapat terlepas dan menyebabkan luka. Seperti yang terjadi pada umumnya ketika tubuh mengalami luka, maka segera akan dihampiri oleh trombosit yang merupakan faktor pembekuan darah. Di satu pihak pendarahan berhenti, namun justru bekuan darah inilah yang menjadikan sumbatan pembuluh darah lebih besar dan akan terus bertambah dengan semakin banyak plak yang menempel. Karena itu biasanya pada mereka yang mempunyai faktor resiko akan diberikan obat pengencer darah untuk mencegah terbentuknya bekuan darah dalam pembuluh darah. Ini bisa terjadi di pembuluh darah mana saja. Lokasi yang berbeda akan meimbulkan gejala dan penyakit yang berbeda, antara lain:

  1. Sumbatan pada pembuluh darah jantung, banyak yang tanpa gejala. Jika ada dapat berupa nyeri dada dan lain-lain.
  2. Pada pembuluh darah otak berupa stroke.
  3. Pada pembuluh darah karotis leher yang menuju otak, dapat berupa sakit kepala dan juga stroke.
  4. Pembuluh darah ginjal, dapat menyebabkan penurunan fungsi ginjal.
  5. Daerah lain terutama lengan dan tungkai dapat timbul keluhan baal, kesemutan atau nyeri.
Baca Artikel Lainnya :   Natto: Inspirasi Sehat Dari Negeri Sakura

Intinya dapat timbul gejala ringan hingga resiko kematian. Karena itu aterosklerosis perlu ditekan dengan mengendalikan berbagai faktor resiko utamanya yaitu kolesterol, diabetes, hipertensi dan pola hidup tidak sehat yang menyebabkan obesitas serta merokok dan minum alkohol berlebihan.

Beberapa faktor lain yang saat ini menjadi perhatian adalah pengendalian reaksi inflamasi melalui indikator pemeriksaan darah yang dikenal dengan C-reactive protein (CRP). Mungkin Anda pernah mengenali pemeriksaan ini di lembar hasil laboratorium Anda. Demikian juga faktor stress dan kelelahan (fatigue) saat ini banyak menjadi sorotan dalam perannya menyebabkan serangan jantung.

Penting untuk menyadari bahwa pembuluh darah yang mengalami aterosklerosis tidak seperti pipa air yang dapat diganti kapan pun kita kehendaki. Aterosklerosis masih menjadi tantangan yang sangat besar bagi dunia medis, di mana kematian yang diakibatkan penyakit yang berhubungan dengannya semakin meningkat. Di satu pihak pencegahan dan deteksi dini sangat perlu, dan di pihak lain yang tidak kalah penting adalah apa yang dilakukan setelah mengetahuinya? Kerja sama yang baik antara dokter dan pasien sangat diperlukan dalam manajemen faktor risiko. Setidaknya beberapa hal berikut perlu untuk diperhatikan:

  1. Mengetahui faktor risiko yang dimiliki seperti: hipertensi, kolesterol, diabetes, merokok, alkohol, obesitas dan lain-lain. Terutama jika ada riwayat penyakit jantung dan pembuluh darah pada ayah / saudara laki-laki <55 tahun atau pada ibu / saudara perempuan <65 tahun.
  2. Melakukan pemeriksaan kesehatan rutin, baik untuk mencegah faktor risiko atau pun mengendalikan yang sudah timbul. Keberhasilan mendeteksi munculnya faktor risiko harus diikuti dengan pengendalian, artinya harus dicapai nilai normal dengan mengikuti terapi sesuai petunjuk dokter dan melakukan perubahan total pola hidup.
  3. Pola hidup sehat dengan olah raga dan makan sehat serta istirahat cukup, menghindari stress, rokok, alkohol dan obat-obatan yang tidak perlu.
Baca Artikel Lainnya :   WASPADA! Alergi Udang adalah Penyakit Turunan, Benarkah?
 

Komentar

  • 3 tahun yang lalu at 15:31
    Permalink

    Alerhis obat alergi yg tdk bkin ngantuk…

    Reply

Tinggalkan Komentar Anda